(Kiri ke kanan) Ketua Deprov PB, Pieters Kondjol (kiri), Kajari Manokwari Agus Joko Santoso, S.H, Sekprov PB Drs Nathaniel Mandacan, dalam konferensi pers usai penggeledahan Deprov PB, Jumat (9/12)
(Kiri ke kanan) Ketua Deprov PB, Pieters Kondjol, Kajari Manokwari Agus Joko Santoso, S.H, Sekprov PB Drs Nathaniel Mandacan, dalam konferensi pers usai penggeledahan Deprov PB, Jumat (9/12)

(Kiri ke kanan) Ketua Deprov PB, Pieters Kondjol (kiri), Kajari Manokwari Agus Joko Santoso, S.H, Sekprov PB Drs Nathaniel Mandacan, dalam konferensi pers usai penggeledahan Deprov PB, Jumat (9/12)

MANOKWARI – Ketua Dewan Provinsi (Deprov) Papua Barat, Pieters Kondjol, menyatakan tersinggung atas aksi tim Kejari Manokwari yang melakukan penggeledahan di Sekretariat Deprov, Jumat (9/12) siang.

“Saya tersinggung Karena tanpa koordinasi,” ujarnya pada wartawan, dalam jumpa pers, didampingi Sekprov PB Drs Nathaniel Mandacan dan Kajari Manokwari, Agus Joko Santoso, S.H.

Dia mengakui sempat temperamental saat menemui penyidik Kejari yang melakukan penyitaan. “Saya lalu telpon Kajati Jayapura dan meminta penyitaan dituda. Saya juga minta Kajati datang ke sini,” tegasnya.

Dia juga menegaskan yang disita tak prosedural karena ambil data 2014-2016, sedangkan TV parlemen di perubahan 2015.

“Harusnya tak melebar. Ada apa ini,” tegasnya, lalu mengingatkan Sekretariat Deprov ada di bawah Sekretariat Provinsi PB.

Dia lalu menyatakan barang-barang TV Parlemen ada di Deprov. “Tinggal diawasi saja. Saya harap ini jadi pelajaran di negeri ini,” tegasnya.

Meski begitu, dia juga menyatakan siapa pun yang terlibat di kasus itu, kalau  terbukti, harus bertanggungjawab.

“Sebagai warga negara yang baik, yang taat hukum, saya dukung. Silakan (selidiki),” ungkapnya.

Sebelumnya, dia juga menyatakan dapat informasi ada KPK yang datang dari seorang staf. “Kalau KPK yang datang, saya bilang cek baik baik. Emangnya ada Hambalang V apa di sini,” tandasnya.(***)

Click here to preview your posts with PRO themes ››