MANOKWARI – Media massa dituntut tak sekadar menulis iven Pilkada sebagai sebuah proses seremoni limatahunan. Pasalnya, penulisan informasi berita menyangkut Pilkada harus lebih komprehensif, utamanya dalam mengakomodir harapan-harapan public.

Demikian ujar Bayu Wardhana, Bidang Penyiaran Aliansi Jurnalis Independen Indonesia, pada diskusi pelatihan media massa dan ormas dalam rangka pendidikan pengawasan partisipatif Pilkada gubernur/wakil gubernur, walikota/wakil walikota dan Bupati/Wakil Walikota, di Mansinam Beach Resort, Sabtu (17/12).
Tuntutan tersebut tidak lepas dari fungsi media massa utamanya menyampaikan informasi dan edukasi. “Media ini bisnis kepercayaaan. Begitu tidak dipercaya maka akan susah,” tegasnya dalam kegiatan yang dimoderatori Ken Norton dari Metro TV itu, dalam kegiatan yang turut diikuti Kasubag Humas Bawaslu RI, Nurmalawati, dan Panwaslu Manokwari Jack Sroyer
Menurutnya, jelang pilkada ramai beredar hoax, info tidak benar dan isu SARA. Ini menjadi tantatangan karena menimbulkan krisis kepercayaan terhadap media massa.
Bayu menambahkan, kerjasama lintas media massa penting dibangun sehingga informasi Pilkada lebih dalam bisa diekspos. “Bukan sekadar menulis berita iven Pilkada saja. Ini juga penting untuk meminimalisir dampak dari informasi yang ter-publish,” pungkasnya. (***)

Click here to preview your posts with PRO themes ››