Dr Victor Eka Nugrahaputra, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Papua Barat

MANOKWARI — Dinas Kesehatan Papua Barat, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kaimana, sudah menindaklanjuti sorotan tentang benjolan yang diderita sejumlah warga Kampung Kensi Distrik Arguni Atas, Kabupaten Kaimana.

Menurut Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes PB, dr. Victor Eka Nugrahaputra, saat diperiksa tim beberapa waktu lalu, terungkap bahwa benjolan itu adalah limpoma.

Dia menegaskan pemeriksaan benjolan itu tidak butuh pemeriksaan laboratorium. “Cukup melalui perabaan. Benjolan tersebut tidak membahayakan alias tidak ganas. Juga tidak selalu memerlukan tindakan operatif, sepanjang tidak mengganggu fungsi tubuh atau estetika,” jelasnya, Jumat (23/12).

Dia juga menyatakan Dinkes Kaimana dan petugas kesehatan setempat telah menyarankan para penderita agar mau dirujuk ke RSUD Kaimana.

“Namun, mereka menyatakan belum mau. Alasannya, takut menjalani operasi. Petugas kesehatan setempat terus memberikan edukasi terkait hal tersebut,” tuturnya.

Menurutnya, Dinkes Kaimana telah menganggarkan dana transport rujukan pergi-pulang ke RSUD Kaimana, termasuk biaya pengobatan, untuk 10 orang penderita dalam APBD 2017.

Sementara itu, menurut situs alodokter, lipoma adalah benjolan lemak yang tumbuh secara lambat di antara kulit dan lapisan otot. Lipoma bisa bergerak atau bergeser jika ditekan dengan jari secara perlahan-lahan dan terasa lunak. Ketika ditekan, lipoma biasanya tidak menyebabkan rasa sakit.

Lipoma tidak memerlukan perawatan karena biasanya tidak berbahaya dan tidak bersifat kanker, namun operasi pengangkatan lipoma bisa dilakukan jika lipoma yang diderita tumbuh besar dan mulai menimbulkan rasa sakit.

Sebagian pasien memiliki lebih dari satu lipoma dan umumnya orang-orang paruh baya yang lebih sering terkena lipoma.(***)