MANOKWARI — Insiden ‘meledaknya’ Apriani Sulu Parubak, istri Albert Rombe SE (bukan Alberth Rombe seperti diberitakan sebelumnya, Red), dinyatakan sebagai aksi spontan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ani, sapaan akrabnya, ‘menyanyi’ di depan Gubernur Papua Barat, Abraham Octavianus Atururi, Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen Joppye Onesimus Wayangkau, Wakapolda Kombes Pietrus Waine, dan para undangan VIP lainnya, di sela peresmian gedung KONI Papua Barat di Susweni, Manokwari, Kamis (29/12).
Ditemui di kediamannya di kawasan Fanindi, Kamis (29/12) sekira pukul 21.00, Ani, sapaan akrabnya, mengaku itu adalah spontanitas dari perasaan terpendam saat ini. “Saya sakit hati. Gedung itu dibangun suami saya, tapi tak ada terima kasih buatnya,” tuturnya.
Dia mengaku sudah tiba di lokasi sekira pukul 14.00. Dia juga menyatakan sudah duduk di barisan depan dan berbicara dengan Gubernur, menyampaikan soal pembongkaran kunci pagar dan pintu masuk gedung tersebut, serta menyampaikan surat jawaban suaminya atas surat dari KONI PB. “Saya berdiri setelah Pak Pangdam tiba di lokasi,” tuturnya.
Dia kemudian menunjukkan surat dimaksud. Surat menyurat berawal dari masuknya surat dari KONI PB tertanggal 28 Desember 2016. Surat yang diteken Sekum KONI PB Andreas J. Deda S.Pd, MA itu pada intinya meminta Rombe sebagai kontraktor gedung itu untuk menyerahkan kunci gedung tersebut. Surat jawaban Rombe itu, menurutnya, diteken sekira pukul 12.00 Kamis (29/12).
Surat dibalas tanggal 29 Desember 2016. Surat yang diteken Rombe, yang ditahan di Lapas Manokwari itu, menyatakan setuju atas peresmian gedung tersebut. Tapi dia memohon karena kasus korupsi yang menimpanya belum berkekuatan hukum tetap, maka pemanfaatan gedung tersebut hendaknya menunggu status hukum tetap tersebut.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Dia kemudian mengatakan kunci yang diserahkan pada Gubernur adalah kunci pintu utama, sedangkan kunci-kunci lainnya memang belum diserahkan. “Ini kunci-kunci ruangan lainnya,” tegasnya, sembari menunjukkan rentengan kunci yang dibungkus dalam tas plastik biru.
Terkait informasi bahwa dia baru akan menyerahkan kunci-kunci itu bila suaminya dibebaskan, dia mengakuinya. “Memang saya bilang demikian. Saya berikan kunci-kunci kalau suami saya dibebaskan. Bapak cuma menjalankan perintah,” tuturnya, tanpa menyebutkan perintah apa yang dijalankan Rombe, dan atas perintah siapa.
Dia kemudian menyatakan bersedia persoalan ini diselesaikan secara kekeluargaan.(***)