Polda Papua Barat menyatakan tujuh hari pasca pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat, wilayah Provinsi Papua Barat dari segi Kamtibmas secara umum kondusif.
Hal ini diungkapkan Kapolda Papua Barat, Brigjen Pol Martuani Sormin Siregar, melalui Kabid Humas, AKBP Hary Supriono, Rabu (22/2) dalam pertemuan jajaran Kominda dengan insan pers. Ketua Bawaslu Papua Barat Ishak Waramori turut hadir dalam pertemuan tersebut.
“Ini semua berkat kerjasama stakeholder di Papua Barat baik itu, TNI, Polri dan BIN,” ungkapnya.
“Harapan kami semua, tentu rawan 1 itu bisa dirubah menjadi aman 1. Kita harus bisa dan komitmenkan hal tersebut,” tambahnya.
Meski demikian, kata Hary, kita semua jangan berbangga hati. Sebab, Pilkada ini adalah rangkaian dan tahapannya belum selesai.
“Tahapan Pilkada masih ada. Potenai masih berkemungkinan terjadi. Oleh sebab itu, rekan-rekan pers juga perlu menyikapi segala situasnya dengan baik. Terutama tidak menyikapi berita medsos secara berlebihan ataupun berita hoax. Pers harus bisa menunjukkan berita yang profesional, proporsional dan berimbang,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Papua Barat, Ishak Waramori juga mengatakan hal yang sama. Pandangan kaca mata Bawaslu, termaksud dari laporan yang diterima, secara keseluruhan proses demokrasi di Papua Barat berjalan baik.
Kabinda Papua Barat, Brigjen TNI Abdul Haris Napoleon menambahkan, upaya untuk membalik rawan 1 menjadi aman 1 itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, Polda Papua Batat menunjukan keseriusannya untuk mencapai aman 1.
Buktinya, rasio pengamanan di Papua Barat, khususnya Kabupaten Maybrat lebih besar jika dibandingkan dengan pengamanan di Jakarta.
“Rasio di Jakarta 1:250. Satu pihak keamanan untuk 250 orang. Namun Maybrat 1:28. Ini merupakan pengamanan terbanyak untuk wilayah Indonesia,” tandasnya. (Enjo)
Click here to preview your posts with PRO themes ››