Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Papua Barat fokus pada produksi tanaman pangan, peternakan dan produksi lokal lainnya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk provinsi ini.
“Ketahanan pangan lebih pada rumah tangga. Jangan lebih melihat pada kelompok, karena susah diukur. Kalau dilihat dari rumah tangga, lebih mudah diukur,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketanaman Pangan PB, Hippolytus Taa, Selasa (14/3).
Berbagai langkah ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satunya melalui program aksi pada masyarakat, seperti pemanfaatan pekarangan rumah untuk menjadi lahan siap pakai, yang bisa menghasilkan tanaman sayuran dan buah yang mudah dikonsumsi keluarga.
Kalau yang banyak tersedia adalah air, maka warga dianjurkan mengelola kelola kolam ikan. “Lahan pekarangan selain untuk tanaman, juga bisa ternak seperti ayam. Telurnya mengandung banyak protein yang sangat baik untuk gizi anak-anak dan ibu hamil,” jelasnya.
Jika program ini berjalan dengan baik, maka rawan gizi buruk dan rawan pangan dengan sendirinya akan hilang.
Hanya saja, menurutnya, selama ini instansinya kesulitan mendapatkan data dari instansi terkait.
“Data itu penting supaya kita bisa tahu pasti mana pangan yang masih kita datangkan dari luar. Bisa kita kurangi dengan optimalisasi petani lokal,” tandasnya.(***)
Click here to preview your posts with PRO themes ››