Unjuk rasa massa yang menamai diri Solidaritas Mahasiswa, Pemuda dan Rakyat Papua di Deprov PB tak berlangsung lama. Setelah berorasi dan berunjuk rasa selama sekira 30 menit, massa bubar dengan tertib.

Ini terjadi karena pimpinan dewan tidak berada di kantor. Mereka sedang ada tugas masing-masing dalam kapasitas sebagai personil Deprov PB.

Massa sebelumnya long march dari halaman Kampus Unipa ke kantor Deprov PB. Sejumlah spanduk dan pamflet dipajang sepanjang aksi long march itu.

Salah satu spanduk bertuliskan “Solidaritas Mahasiswa, Pemuda san Rakyat Papua menolak semua kesepakatan Indonesia dan PT. Freeport. Ada juga “Tutup Freeport”.

Rusman Kelkusa berorasi dalam unjuk rasa di Deprov PB, Jumat (7/4) siang.(Enjo)

Di halaman kantor Deprov, salah satu peseta aksi, Rusman Kelkusa dalam orasinya mengatakan, selama ini tidak ada keberpihakan dari hubungan PT Freeport dengan Indonesia.

Karena itu, mahasiswa dan masyarakat menolak dengan tegas keberadaan perusahaan tambang terbesar di Indonesia itu, agar tidak lagi beroperasi di Timika, Provinsi Papua, Indonesia. Para peserta aksi lainnya juga menyerukan orasi yang sama.

Setelah berorasi selama beberapa saat, Ketua Komisi D Deprov PB, Ortiz F Sagrim menemui massa. Dia mengatakan aspirasi massa akan disampaikan ke pimpinan dewan.

Hal itu belum bisa dia sampaikan saat ini, pasalnya pimpinan dan anggota dewan saat ini sedang berada di daerah masing-masing daerah dalam rangka kegiatan kedewanan.(Enjo)

Click here to preview your posts with PRO themes ››