Bagi Anike Tance Hendrika Sabami S.Sos, belajar dari Alkitab adalah cara terbaik perempuan Papua untuk bertumbuh dalam Iman dan berkembang dalam pengetahuan, untuk terus mengejar ketertinggalan demi mencapai tujuan dan cita-cita.

Penyuka sosok Ester dalam Alkitab ini mengajak perempuan Papua untuk meneladani sikap Ester yang selalu mengandalkan Tuhan dalam kehidupannya, dan berani dalam berjuang serta tidak mudah putus asa.

Anike Tance Hendrika Sabami S.Sos

Seperti dalam kutipan: “Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.” (Ester 4:16b).

Penulis buku Profil Perempuan Arfak dalam Memasuki Peradaban Orang Asli Papua, dan  Pengaruh Ideologi Gender Terhadap Citra Perempuan Asli Papua ini berpesan, perempuan Papua harus bisa memperjuangkan hak-haknya. Jadilah diri sendiri dan bangga dengan jati dirinya sebagai perempuan asli Papua.

“Contohlah perjuangan Raden Ajeng Kartini, kita harus mampu mengubah cara pandang, menumbuhkan rasa saling percaya satu sama lain, saling menghormati, dan jangan sampai ada perpecahan di antara perempuan Papua,” ungkap anak ke 2 dari 6 bersaudara ini yang sudah menulis empat buku dan kini sedang menyusun dua buku lagi ini.

Pengagum berat Margaret Thatcher ini pun berharap agar ke depannya semakin banyak perempuan Papua yang berani menjadi pemimpin, trampil dan memiliki kapasitas serta unggul dalam penguasaan Informasi dan Teknologi (IT).

“Saya pun berharap semoga anggota MRP yang terpilih nanti benar-benar memperjuangkan hak-hak masyarakat asli Papua. Bukan hanya sebatas kerja, tetapi harus memiliki kapasitas dan kekinian,” harap perempuan kelahiran Manokwari, 16 April 1966 dari pernikahan Laban Sabami dan Antomina Samber ini.(cpk4/dixie)