Persatuan dan kesatuan NKRI sangat terasa dalam ibadah perayaan Paskah kedua di gedung gereja Alfa Omega Waisai, Distrik Raja Ampat Utara, Senin (17/4). Pasalnya, ibadah itu dilaksanakan dengan tata cara ibadah kontekstual etnis budaya.

Ibadah itu menampilkan puji-pujian dalam beberapa bahasa seperti Biak, Toraja, Minahasa, Sangihe, Maluku (Saumlaki), Batak, Jawa dan Ambon.

Saat bersua dengan papuakini.co usai ibadah yang dipimpinnya, Pdt.W. Mamoribo, menuturkan, ibadah kontekstual dilaksanakan agar jemaat saling melengkapi antara satu dengan yang lain.

Pdt.W. Mamoribo menyalami jemaat usai ibadah, Senin (17/4).

“Ada banyak sub suku di Jemaat kami, bukan hanya suku Papua. GKI milik semua suku di Indonesia, khususnya di Papua,” tutur pendeta yang bentuk gerejanya diilhami bentuk penyu itu.

Dia mengatakan kita jangan mendirikan gereja budaya. Sebaliknya, kita harus menyatukan budaya di dalam gereja, sehingga di dalam keunikan budaya itu kita menjadi kokoh dalam persatuan di medan pelayanan.

Selain itu, ibadah ini juga diisi dengan vocal group sekolah Minggu jemaat Alfa Omega Waisai dengan lagu yang dibawakan dalam bahasa Ambon.(pk2/dixie)

 

Click here to preview your posts with PRO themes ››