Para orangtua diharapkan tidak menyimpan anak mereka yang berkebutuhan khusus di rumah. Sebagai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), yang juga ciptaan Tuhan, merek butuh kasih sayang dan penanganan khusus.

“Jangan sampai ada orang tua yang menyimpan anaknya di rumah karena mereka cacat, autis atau hiperaktif. Mereka adalah ciptaan Tuhan, perlu mendapat hak yang sama, perlindungan dan diperhatikan tumbuh kembangnya,” ujar Kabid Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak (Kabid PHP dan PKA), Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Metty Yolanda Lumy, S.Sos.

Imbauan ini dilontarkan wanita kelahiran Merauke, 9 Desember 1960 itu, mewakili Plt Kepala Dinas Elsina Y Sesa, dalam sosialisasi perlindungan anak dalam situasi bencana dan uji coba model penanganan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Kabupaten Manokwari, Rabu (24/5).

ABK adalah anak yang memerlukan perhatian, kasih sayang yang lebih spesifik, baik itu di lingkungan rumah dan sekolah.

Ciri ABK, antara lain, adalah tunanetra, tunarungu, tunalaras, tunadaksa, autistik, dan susah belajar.

Sosialisasi di sebuah hotel di Manokwari itu diikuti 40 peserta dari berbagai kalangan, seperti orangtua, guru, tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM peduli anak, dan SKPD terkait.

Sebelumnya, Bupati Manokwari, melalui Sekkab F.M Lalenoh, mengharapkan seluruh peserta menyimak dengan baik materi yang disampaikan, guna meningkatkan kapasitas sesuai tugas pokok dan fungsinya. “Agar hasilnya dapat dilaksanakan dirasakan manfaatnya,” pesannya.(cpk4/dixie)

Click here to preview your posts with PRO themes ››