2016 menjadi tahun gemilang bagi Bursa Efek Indonesia (BEI). Ini terlihat dari laba komprehensif 2016 Rp360,61 M, naik 194,25% dari laba komprehensif 2015 Rp122,55 M.

Hal ini terungkap dalam penyampaian Direktur Utama BEI Tito Sulistio, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu (21/6) kemarin, sesuai siaran pers yang diteruskan Kepala Perwakilan BEI Manokwari, M Wira Adibrata.

BEI juga memiliki Kantor Perwakilan di Manokwari sejak 8 Desember 2016 lalu.

Kenaikan laba komprehensif BEI ditunjang peningkatan total pendapatan secara signifikan sebesar 34,5% menjadi Rp1,42 triliun, dibandingkan dengan Rp1,05 triliun pada 2015.

Prestasi ini juga berkat upaya manajemen yang berhasil menekan kenaikan jumlah beban yang hanya meningkat 11% dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp1,03 triliun.

Direksi juga melaporkan kinerja BEI untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2016 dengan pencapaian mengesankan yang melampaui sasaran di hampir seluruh indikator pertumbuhan Bursa.

Nilai kapitalisasi pasar BEI naik 18,09% dengan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah BEI sebesar Rp5.919 triliun pada 8 November 2016.

Rata-rata nilai transaksi harian meningkat 30,09% dan mencapai nilai transaksi harian tertinggi sepanjang sejarah BEI sebesar Rp189 triliun pada 11 November 2016.

Rata-rata frekuensi transaksi harian tumbuh 19,20%, dan mencapai frekuensi transaksi harian tertinggi sebanyak 433 ribu kali pada 11 November 2016.

Rata-rata volume transaksi harian juga tumbuh 32,04% dengan pencapaian volume transaksi tertinggi sebesar 36 miliar saham pada 27 Oktober 2016.

Tingkat imbal hasil IHSG di sepanjang 2016 adalah yang kelima tertinggi di bursa-bursa dunia, dan yang kedua tertinggi di bursa-bursa di kawasan Asia Pasifik.

“Bahkan dalam 10 tahun terakhir (2006-2016) tingkat imbal hasil IHSG adalah yang tertinggi di antara bursa-bursa utama dunia,” ujar Tito.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

Penggalangan dana di Pasar Modal Indonesia selama 2016 juga mencapai nilai tertinggi sepanjang sejarah yaitu mencapai Rp675,05 triliun dan USD247,50 juta.

Jumlah ini terbagi dalam Pencatatan Saham Perdana senilai Rp12,11 triliun, Pencatatan Saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih dahulu (HMETD) senilai Rp62,51 triliun, penerbitan waran senilai Rp1,14 triliun, serta 84 emisi baru obligasi dan sukuk korporasi yang diterbitkan oleh 56 Perusahaan Tercatat dengan nilai Rp113,29 triliun dan USD47,50 juta, pencatatan satu Exchange Traded Fund (ETF) senilai Rp6,3 miliar, dua emisi Efek Beragun aset (EBA) senilai Rp1,37 triliun, serta 220 seri Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp484,63 triliun dan USD 200 juta.(***)