Puluhan mahasiswa dan pemuda Papua yang ada di Jakarta berunjuk rasa di depan Istana Merdeka. Mereka menuntut Presiden Joko Widodo mengusut tuntas kasus pelanggaran HAM di Papua, khususnya penembakan warga sipil oleh oknum Brimob di Kabupaten Deiyai 1 Agustus lalu.

Unjuk rasa yang dilakukan dalam kawalan anggota kepolisian ini berlangsung damai, dan dilakukan orasi secara bergantian. Tidak hanya orasi, juga dilakukan pembacaan puisi, mengheningkan cipta untuk mendoakan korban pelanggaran HAM yang telah meninggal dunia.

Dalam pernyataan sikapnya mahasiswa dan pemuda Papua di Jakarta meminta agar Presiden Jokowi dan Menkopolhukam menghentikan kekerasan-kekerasan yang sering terjadi di Papua. Mereka mengklaim Papua tidak butuh pembangunan infrastruktur akan tetapi perlu pendekatan kemanusiaan.

Mereka juga meminta Presiden segera mencopot Kapolri dan Kapolda Papua, Kapolres Paniayi dan Kapolsek Tigi.

Selain itu, mereka meminta Pemerintah Indonesia menarik TNI dan Polri dan menghentikan pembangunan militer di Tanah Papua.

Salah satu aktivis Filep Karma yang juga ikut berorasi mengaku sedih dengan adanya penembakan di Deiyai dan pelanggaran-pelanggaran lain yang ada di Papua.

Tidak hanya mahasiswa dan pemuda Papua, salah satu aktifis Front Indonesia Unruk Free West Papua, Surya Anta mengaku mendukung perjuangan masyarakat Papua untuk menuntut penyelesaian kasus pelanggaran HAM di Papua.

Aksi yang dimulai pukul 08.00 WIB ini berakhir pukul 12.45 WIB. Para mahasiswa dan pemuda mengatakan ini bukan aksi terakhir karena besok akan dilakukan aksi unjuk rasa kembali dengan massa yang lebih besar. Sementara pada malam harinya akan dilakukan penyalaan lilin dan doa bersama di Bundaran Hotel Indonesia.

Terlihat sempat datang di lokasi unjuk rasa anggota Komnasham, N. Pigai.(WaWi)

Click here to preview your posts with PRO themes ››