Dugaan pembuatan landasan Bandara Emerdey, Teluk Bintuni, menelan anggaran hingga Rp80 M ditepis Kepala Bandara Emerdey, Zainal Abidin.

Dia menjelaskan pada 2015 ada APBN Kementerian Perhubungan sebesar Rp19,7 M untuk pekerjaan landasan. Karena kendala teknis tender, pekerjaan tersebut dibatalkan dan dana itu dikembalikan ke kas negara.

Tahun 2016 ada lagi anggaran pekerjaan landasan dengan nilai kontrak Rp19 M. Namun pekerjaan tersebut tidak selesai. Kontaktor pun dikenakan penalti.

Dengan demikian, sisa anggaran dari kontrak gagal itu tidak dicairkan, serta otomatis dikembalikan ke negara.

“Jika sangsi akan data kami silahkan hubungi KPPN atau Kemenkeu. Kegagalan pekerjaan diakibatkan kendala mobilisasi material akibat medan jalan yang sangat berat. Jadi tidak benar anggarannya sampai Rp80 M,” jelasnya, Kamis (10/8).

Zainal yang pada 2015 belum menjadi Kabandara Emerdey itu lalu menjelaskan pada 2017 ini hanya ada anggaran belanja modal Rp2 M. Dana itu diperuntuhkan bagi pekerjaan rehab pagar dan pengadaan mobil pemadam kebakaran untuk bandara.

Zainal menjelaskan untuk 2018 ada anggaran pengerjaan landasan Bandara yang kembali diusulkan. “Saya berharap di 2018 ada dana yang dikucurkan untuk pekerjaan landasan Emerdey,” tuturnya.

Saat ini, menurutnya, landasan Bandara Emerdey baru terbuat dari tanah sirtu. Bila anggaran 2018 tersebut disetujui, maka landasan bisa diaspal.

Anggaran yang dibutuhkan untuk mengaspal landas pacu sepanjang 600 meter saat ini dibutuhkan dana sekira Rp20 M. Bila ada anggaran lebih, landas pacu bandara Emerdey bisa diperpanjang.(deo)

Click here to preview your posts with PRO themes ››