Lima Orang Wakili Papua Barat
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yembise Menyatakan kita semua bertugas menyelamatkan Perempuan dan Anak dari segala bentuk kekerasan dengan kolaborasi, kerja dan buat perubahan.
“Kita harus putuskan mata rantai kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ingatnya saat membuka Temu Nasional Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) Tahun 2017 di Hotel Vasa, Surabaya, Senin (28/8).
Yembise bahwa awal adanya kekerasan itu mulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu mata rantai kekerasan tersebut harus diputuskan bersama.
Perempuan dan anak menjadi pilar utama di dunia termasuk lansia dan disabilitas. Satu negara dikatakan belum maju bilamana perempuan dan anak, lansia dan disabiltas belum ada di jalur yang aman.
“Oleh karena itu, sinergitas sangat kita harapkan untuk memberi perubahan untuk kesejahteraan bersama,” pungkas perempuan kelahiran Manokwari, Papua Barat, 1 Oktober 1958 itu, dalam pertemuan 28-30 Agustus 2017 dengan tema ‘Sinergi untuk Perubahan’ itu.
Hadir dalam acara pembukaan antara lain Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Walikota Surabaya Tri Risma Harini dan 400an inspiratif dari seluruh Indonesia yang terdiri dari organisasi masyarakat/LSM, organisasi keagamaan, akademisi/perguruan tinggi, lembaga profesi, dunia usaha dan media.
Adapun perwakilan dari Provinsi Papua Barat adalah sebanyak 5 (lima) orang dari Dinas Pemberdayaan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), LSM, LP3BH Manokwari, lembaga profesi Asrie Modesta dan papuakini.co.(jjm)
Click here to preview your posts with PRO themes ››