Aparat kampung Kampung Windesi, Sombokoro dan Yoopneos, Distrik Windesi, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat melakukan studi banding pengelolaan Badan usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Ponggok, Klaten dan Pendowoharjo, Yogyakarta.
Rombongan studi banding tersebut berjumlah 21 orang, termasuk 2 pendamping.
Studi banding 9-13 September ini untuk melihat dari dekat pengelolaan BUMDes di kedua desa tersebut.
Kepala Kampung Sombokoro, Ismail Munuari kepada PapuaKini.Co saat studi banding berlangsung mengungkapkan, dipilihnya Ponggok dan Pendowoharjo menjadi lokasi studi banding karena keduanya berhasil mengelola BUMDes dengan baik.
“Dua desa ini sudah berhasil mengelola BUMDes dengan baik. Kami mendapatkan ilmu banyak di sini. Pulang nanti kami akan pacu BUMDes di desa kami,” ungkapnya.
Kepala Kampung Windesi, Aukila Karubui menerangkan BUMDes yang dikembangkan Desa Ponggok dan Pendowoharjo telah mampu mensejahterahkan rakyat dengan mengoptimalkan pendapatan dari BUMDes.
“Mereka luar biasa. Satu Desa Pariwisata satunya Desa Budaya Rakyatnya sudah bisa makmur karena BUMDes. Ilmu mereka kami akan tiru untuk diterapkan di Windesi,” tuturnya.
Sekretaris Desa Ponggok, Yani Setyadi berharap ilmu yang diberikan Desa Ponggok bisa diserap baik oleh peserta studi banding, sehingga bisa memakmurkan masyarakat di Distrik Windesi.
“Kami awalnya desa miskin, tapi kami bangkit dan bermimpi sampai akhirnya bisa seperti ini. Saya berharap ilmu yang didapat dari kami bisa diaplikasikan untuk membangun BUMDes di Sombokoro, Windesi dan Yoopneos, agar masyarakat di sana lebih sejahtera,” pungkas Setyadi. (WaWi)
Click here to preview your posts with PRO themes ››