Dalam sambutannya, Dyah mengatakan bahwa pada dasarnya Bank Indonsia sangat membutuhkan media massa dalam menyebarluaskan informasi.
“You are so important. Jadi pelatihan bagi wartawan itu sangat penting dan selalu dilaksanakan setiap tahun,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman menjelaskan bahwa pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman wartawan media massa secara rutin, terutama terhadap fungsi Bank Sentral dalam kebijakan moneter, sistem pembayaran, dan stabilitas sistem keuangan.
“Peran media massa sangatlah besar pengaruhnya, karena itu Bank Indonesia memandang penting adanya kegiatan ini,” ungkap Agusman.
Bentuk nyata ungkapan di atas terlaksana dalam penyelenggaraan pelatihan Wartawan Daerah 2017 dengan tema Pengendalian Inflasi Daerah untuk Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat.
Dia lalu menambahkan, dalam rangka menjalankan fungsi sebagai otoritas moneter, sistem pembayaran serta menjaga stabilitas sistem keuangan, Bank Indonesia memandang komunikasi juga merupakan hal yang sama penting.
Komunikasi yang lancar, efektif dan efisien akan membuat transmisi kebijakan Bank Indonesia dapat diterima industri, pelaku usaha dan masyarakat secara cepat dan tepat sasaran, termasuk dalam mengendalikan ekspektasi inflasi.
Karena itu, komunikasi yang lancar, efektif dan efisien membutuhkan peran serta dari media massa sebagai institusi yang memiliki tugas untuk menyebarkan berita dan informasi yang objektif dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Sebagai salah satu pilar demokrasi, media massa juga memiliki peran untuk mengawal kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh otoritas,” tandasnya.
Kegiatan ini merupakan yang kedua kali dilaksanakan oleh Bank Indonesia di Jakarta yang diikuti para wartawan dari 34 provinsi dan 46 Kantor Perwakilan Bank Indonesia.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Untuk perwakilan provinsi Papua Barat, BI mengutus satu pendamping dan sembilan wartawan.(jjm)