Wakil Bupati ManSel, Wempie W. Rengkung SE, berdiskusi dengan peneliti asal AS, Joseph Simcox.

Pemerintah Kabupaten Manokwari Selatan antusias menerima peneliti independen tentang tanaman pangan lokal asal Amerika Serikat, Joseph Simcox.

“Banyak tanaman pangan lokal bergizi di Manokwari Selatan yang bisa kita optimalkan untuk masyarakat,” ujar Wakil Bupati ManSel, Wempie W. Rengkung, SE, mewakili Bupati ManSel, Markus Waran, ST, saat menerima peneliti tersebut di ruang kerjanya, Kamis (14/12) sore.

Dalam percakapan itu Wabup mengungkapkan berbagai program yang dilakukan Pemkab ManSel dalam memastikan ketahanan pangan di kabupaten tersebut.

Wabup berharap kedatangan peneliti tersebut akan bisa memberi hasil positif, khususnya dalam menggali potensi-potensi tanaman pangan lokal di ManSel.

Wabup juga berharap peneliti tersebut bisa memberi gambaran objektif mengenai Tanah Papua, khususnya Papua Barat dan ManSel, pada dunia internasional, sebagaimana pengalaman yang dialaminya langsung di lapangan.

Usai pertemuan, sesuai arahan Wabup, Joseph bertandang ke Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian ManSel. Di sana dia disambut antusias pimpinan dan staf.

Dia pun berdiskusi ringan dengan pegawai dinas itu, sekaligus menunjukkan sejumlah tanaman yang ditanam di pekarangan dinas itu, yang menurutnya merupakan tanaman pangan bergizi yang bisa dimakan.

Dari situ, dia pergi ke sebuah kampung di Distrik Momiwaren untuk melihat Buah Merah di habitat langsungnya.

Di sana, seperti anak kecil, dia mengamati Buah Merah yang dikenal dengan sangat bergizi tersebut. Oleh warga, dia kemudian disuguhi rebusan buah merah racikan warga setempat, yang dilahapnya dengan sangat nikmat.

“Sepuluh tahun saya mencari buah ini. Saya sangat senang bisa melihat langsung di pohonnya, serta memakannya, dan disambut dengan sangat ramah oleh warga Papua. Terima kasih banyak,” tutur Joseph yang juga disuguhi Pisang Keras rebus itu.

Joseph Simcox di pasar tradisional Ransiki, Manokwari Selatan, Papua Barat.
Joseph Simcox di pasar tradisional Ransiki, Manokwari Selatan, Papua Barat.

Seperti sebelumnya, Joseph juga berdikusi tentang tanaman pangan lokal dengan warga kampung itu. Dia juga menunjukkan sejumlah tanaman yang tumbuh di sekitar pekarangan warga yang menurutnya adalah tanaman pangan.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

Joseph sudah sekira 30 tahun keliling dunia untuk meneliti dan mengumpulkan tanaman pangan lokal. Dari 115 negara yang sudah dikunjunginya, dia telah memakan sekira 9000 species tanaman pangan. Dia juga mengumpulkan tak kurang dari 15 ribu tanaman pangan dari berbagai penjuru dunia, termasuk dari kawasan gurun.

Dari kampung tersebut, Joseph, kemudian mengunjungi pasar tradisional di Ransiki. Di sana dia berdialog dengan sejumlah pedagang. Dia juga membeli alpukat kulit coklat hitam dari seorang Mama Papua.

Sebelumnya, dalam perbincangan bersama papuakini.co selama perjalanan, Joseph mengatakan banyak sekali tanaman pangan lokal yang terlupakan. Padahal, tanaman pangan lokal yang merupakan bagian dari kearifan lokal tersebut, menurutnya, merupakan jawaban paling sederhana terkait ketahanan pangan.

Apalagi, tanaman pangan lokal merupakan varietas yang diberikan Bumi dengan ketahanan sangat tinggi terhadap hama, dibanding varietas-varietas rekayasa genetik yang dikenal rentan hama, serta memiliki gizi tinggi.

Selain itu, tanaman pangan lokal relatif memiliki nilai ekonomi tinggi, karena semakin banyak orang di dunia yang kembali ‘bersahabat dengan alam’ dengan menikmati berbagai makanan yang diracik dari tanaman pangan lokal tradisional organik, alias tidak menggunakan bahan kimia dalam penanamannya.

“Makanan dari tanaman pangan lokal jadi makanan sangat mahal melalui kreasi para super chef di berbagai restoran papan atas di Amerika Serikat dan Eropa. Papua memiliki hutan sangat besar yang, saya yakin, memiliki potensi tanaman pangan lokal yang bisa menembus pasar dunia,” ungkapnya.

Untuk itu, dia berharap perhatian terhadap tanaman pangan lokal bisa jadi perhatian seua pemerintah di dunia. Sebab, selain dapat mememuhi kebutuhan pangan dan gizi warga lokal, juga bisa dikelola menjadi komoditas bernilai jual tinggi karena keunikannya.(dixie)