Penulis: Arman Namsa

Pimpinan bukan saja pengambil keputusan, tapi harus mampu membuat perubahan yang bermanfaat untuk bawahannya dan masyarakat umum

Prinsip itulah yang selalu diterapkan, Kepala Pelabuhan Perikanan Pantai Sorong, Farian K. Sulaeman, S.Pel. MM.

Pria yang lahir di Kampung Nanas (Kamnas), Kota Sorong pada tahun 1972 ini mempunyai cita-cita mulia untuk masyarakat di Papua Barat. Apalagi, tanah Papua adalah tempat kelahirannya.

Semenjak menjabat sebagai kepala Pelabuhan Perikanan Sorong, banyak perubahan yang dibuatnya, baik dari penataan ruang lingkup kerja maupun penataan ruang aktifitas perkapalan.

Dia bahkan dinilai telah membuka lapangan pekerjaan dan mempermudah masyarakat, khususnya nelayan, untuk memperoleh Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai kebutuhan melaut sehari-hari.

Seperti dibukanya Stasiun Pengisian Bahan bakar Nelayan (SPBN) di Pelabuhan Perikanan Soron, yang secara otomatis memudahkan nelayan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar mereka. Selain itu program Koperasi Nelayan yang telah berjalan selama ini juga sangat membantu masyarakat nelayan.

“Butuh perjuangan panjang dan ketegasan dalam mengambil keputusan untuk merealisasikan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujar alumni Akademi Maritim Cirebon 1996 ini.

Di balik karirnya saat ini, ada hal menarik yang dia alami saat masih kuliah.

Farian memulai karir pendidikannya di Taman Kana-kanak (TK) Pertamina Kuntum Harapan, dan masuk Sekolah Dasar (SD) Inpres 16, lalu masuk di SPP SUPM dan tamat pada tahun 1992.

Semasa di bangku perkuliahan Farian dikenal sebagai mahasiswa yang vokal menentang kebijakan dosen. Salah satunya soal nilai mata kuliah Ilmu Budaya Dasar (IBD) di salah satu kampus ternama di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Farian memprotes dosennya karena nilai yang diberikan tidak sesuai, bahkan Ia sempat bertengkar dengan dosennya tersebut.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

Insiden tersebut membuat Farian memutuskan untuk mengundurkan diri dari kampus tersebut, dan masuk di Akademi Maritim Cirebon, hingga menyelesaikan studinya tahun 1996.

Setelah lulus, dia bekerja sebagai pegawai honor selama 7 bulan di kantor Pelabuhan Perikanan Sorong. Setelah mendapat informasi pendaftaran tes CPNS, dia memutuskan untuk mengikutinya.

“Saya masih ingat, saat itu, atasan saya memberikan ijin, tapi dia sempat mengatakan bagini ‘Saya berikan masukan, kalau kamu tes jangan harap untuk lulus. Karena berapa rekan disini sudah bertahun-tahun tes tapi tidak tembus’. Saya pegang kalimat itu dan tetap saya ikut tes,” ujar Farian lalu mengatakan, alhasil dia lulus dalam tes tersebut.

Banyak pengalaman mengenai pekerjaan yang Ia dapatkan hingga saat ini menjabat sebagai Kepala Pelabuhan Perikanan Sorong.

Dalam menjalankan tugas, Farian selalu mengedepankan visi pelabuhan perikanan Sorong yakni menjadikan pelabuhan perikanan Sorong sebagai sentral industri perikanan di Papua Barat.

Untuk mewujudkan visi tersebut Ia mempunyai beberapa misi yaitu mendorong investasi swasta di bidang perikanan dan pendukungnya, mendorong peningkatan peran dan fungsi pelabuhan perikanan, menjaga Iklim yang kondusif bagi investasi di pelabuhan perikanan serta mendorong peningkatan sumberdaya Ikan.

Bagi Farian dalam berkarir tidak harus memandang usia, baik muda maupun tua. Saat ini Farian tengah menyiapkan dua lagu hasil karyanya yang dipersembahkan untuk masyarakat Papua Barat.

Lagu tersebut baru akan dirilis pada pertengahan tahun ini.

“Saya ciptakan dua lagu ini untuk masyarakat Papua Barat tentang kelautan. Liriknya muncul berdasarkan isnpirasi dari aktifitas sehari-hari,” tutupnya.(.)