Balai Budidaya Laut (BBL) Mansinam yang dibangun medio 2011-2012 untuk penangkaran ikan kerapu kondisinya kurang terawat.
Bahkan, Kepala Kampung Mansinam, Zakeus D Rumsayor, mengatakan bak penampung itu bukan digunakan untuk penangkaran ikan kerapu, melainkan ikan Mujair.
“Sampai saat ini tidak ada hasil. Alkon (alat penghisap air,red) saja sudah rusak. BBL itu dibangun untuk menghasilkan dan memberdayakan masyarakat. Tidak ada masyarakat setempat yang diberdayakan, bahkan bak penampung saja mereka pelihara ikan mujair. Sudah besar-besar. Pernah mereka jalan jual ikan itu,” ujar Rumsayor.
Hal ini ditepis Plt. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (KP) Papua Barat, Ir Margareta M Renyaan.
“Tidak usah digubris. Kalau ada mau, hari Senin ade ke sana, langsung ketemu Kepala UPT dan lihat sendiri kondisinya,” ungkapnya.
Menjawab pernyataan Kepala Kampung soal ikan mujair, operasionalnya untuk BBL itu ada. Hanya saja pihaknya mengalami kendala di listrik.
“Ikan yang kita datangkan dari luar dan bagus-bagus. Tapi listrik di Manokwari kan seperti itu, makanya ikannya pada mati. Makanya itu, kita ada perbaiki lagi peralatan di BBL itu agar bisa diaktifkan lagi tahun ini,” jelasnya.
Di situ, kata dia, ada kepala UPT, ada kepala seksi dan struktur organisasi pengurus lainnnya.
Dia mengakui tidak ada warga masyarakat setempat yang di libatkan dalam pengelolaan BBL itu.
Pantauan papuakini.co pada Sabtu (3/2) pagi kemarin, kondisi BBL memang tampak tidak terawat dengan baik.(njo)
Click here to preview your posts with PRO themes ››