Penampilan berbeda terjadi dalam upacara bendera peringatan Hari Integrasi 55 tahun kembalinya Papua ke NKRI, 1 Mei 1963-1 Mei 2018 di Lapangan Borarsi, Manokwari.

Tokoh masyarakat Arfak, Obet Ayok, menjadi Inspektur Upacara (Irup) Hari Integrasi Papua, sedangkan tiga orang pengebar bendera merah putih menggunakan pakaian adat Papua.

Obet Ayok dalam amanatnya mengapresiasi panitia pelaksana karena mempercayakan dia selaku tokoh masyarakat sebagai Irup.

Obet Ayok Irup Hari Integrasi, Pengibar Bendera Pakai Baju Adat Papua

Dia lalu mengatakan bahwa, di luar sana, pasti ada pro dan kontra terhadap upacara Hari Integrasi.

“Walaupun akan ada pro kontra kalangan masyarakat, tapi saya mau katakan, jangan bertanya apa yang harus negara berikan kepada anda. Tapi sebaliknya, apa yang bisa kita berikan/baktikan pada negara kita,” ujarnya.

Dia menyebut, pemerintah pusat bersama Presiden Joko Widodo lebih sering mengunjungi Papua saat ini.

“Itu menunjukkan pemerintah perhatian pada Papua. Jaga kepercayaan pemerintah kepada kita agar negara terus membangun Papua,” ungkapnya.

Obet Ayok Irup Hari Integrasi, Pengibar Bendera Pakai Baju Adat Papua

Proklamator negara sudah mengatakan bahwa masyarakat jangan sampai melupakan sejarah.

Papua, kata Ayok, sudah bergabung dengan NKRI sejak 17 Agustus, hanya karena kelicikan penjajah yang tidak mau melepaskan Papua, mengakibatkan berlarut larut.

“Perjuangan panjang para pejuang untuk menjadikan Indonesia ini satu. Maka hormatilah perjuangan para pejuang kita. Karena, sejarah bangsa mencatat, perjuangan kemerdekaan membutuhkan ikatan persatuan dan kesatuan yang kuat, komitmen perjuangan serta komitmen generasi bangsa untuk melanjutkan karya pejuang,” tuturnya.

Ayok lalu mengingatkan bahwa 1 Mei juga adalah Hari Buruh. Di pulau Jawa Hari Buruh dijadikan momen untuk menyuarakan aspirasi buruh yang, tak bisa disangkal, kerap berakhir bentrok dengan aparat.

“Itu di daerah lain, khusus Manokwari, aksi itu tidak terjadi. Ini menunjukkan kesadaran masyarakat kita pentingnya keamanan jauh lebih baik. Buruh juga saya harapkan untuk meningkatkan disiplin dan kualitas kerja,” tandasnya.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

Usai upacara, Wakil Bupati Manokwari, Drs Edy Budoyo melepas pawai keliling yang diikuti berbagai kalangan. Dalam pawai itu, mereka membawa empat foto pejuang Papua, yakni Silas Papare, Frans Kaisiepo, Marthen Indey, dan Johanes A Dimara. (njo)