Pemprov Papua Barat-USAID Teken MoU Program KBG

Kekerasan Berbasis Gender (KBG) merupakan bentuk penindasan yang paling tidak memanusiakan manusia.

Ini diungkapkan Program Manager Kantor Democracy, Rights and Governance, USAID Indonesia, Maureen Laisang dalam seminar dan peluncuran program USAID Bersama di Papua Barat, Kamis (24/5).

USAID Bersama (Bersama Gender-Based Violence Prevention Program) dirancang untuk bekerja bersama-sama dengan pemerintah dan seluruh anggota masyarakat dalam menghadapi masalah dan mencegah kekerasan terhadap perempuan di Tanah Papua.

“Meski bukan program besar, tapi jadi permulaan untuk pengentasan kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ujarnya.

Menurut Maureen, kehidupan jutaan perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia terhambat atau terhenti oleh kekerasan yang terjadi dalam keseharian mereka.

Banyak dari mereka yang tidak bisa melarikan diri atau tidak ada tempat untuk berlindung.

Di satu sisi, USAID melihat pemerintah mengambil langkah maju dengan peningkatan jumlah produk hukum dan mengatasi praktek budaya yang tidak berpihak pada perempuan dan anak perempuan.

Namun, jumlah korban masih tinggi.

“Kita tahu bahwa hukum sendiri tidak bisa mengatasi semua ini. Mereka hanya perangkat yang membantu kita mencari jalan ke luar, tetapi dengan sendirinya tidak akan bisa menjawab tantangan yang kita hadapi,” tuturnya.

Oleh karena itu, pemerintah Amerika Serikat meyakini bahwa penghapusan kekerasan berbasis gender menjadi tanggung jawab kita bersama.

“Program USAID bersama menjadi kendaraan yang akan membantu pekerjaan kita dalam membalikkan tren kekerasan terhadap perempuan yang sangat kompleks dan mengakar,” tuturnya.

Sangat penting bagi perempuan untuk mengetahui hak mereka, hak untuk memiliki identitas diri, privasi, serta kesejahteraan fisik dan mental. Ketika hak-hak tersebut tidak terpenuhi, mereka perlu belajar menggunakan hak untuk berbicara dan mencari pelayanan yang telah diatur dalam hukum.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

“Begitu pula bagi para pelaku kekerasan, mereka harus mengerti bahwa mereka tidak bisa lagi bebas dari hukuman dan semua tindak kekerasan memiliki konsekuensi. Kita perlu menyadarkan mereka bahwa tindakan kekerasan merupakan pidana,” ajaknya.

Keterlibatan laki-laki dan anak laki-laki merupakan salah satu komponen penting dalam program USAID Bersama untuk mengubah mereka menjadi ayah dan pengasuh yang penuh dedikasi, menjadi keluarga yang harmonis.

Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Bidang Pembangunan dan Perekonomian Pemprov Papua Barat, Niko U Tike, mengatakan, program itu sangat penting untuk pengentasan masalah kekerasan terhadap perempuan di kabupaten/kota di Papua Barat.

“Pola penanganan kekerasan di Papua berbeda dengan di Pulau Jawa. Maka perlu ada binaan LSM termaksud program bersama dari USAID,” tandasnya.(njo)