BPR Arfak Indonesia (Arfindo) menegaskan sudah menyelesaikan persoalan non performing loan (NPL) alias kredit macet yang terjadi awal 2018 ini.
“Benar sempat ada kendala terkait NPL itu. Tapi itu kan per April. Sekarang semua sudah normal. Kendala sudah teratasi,” ujar Petrus Miru Leyn, Direktur Utama PT BPR Arfak Indonesia, saat dijumpai papuakini.co di ruang kerjanya di Manokwari, Papua Barat, Jumat (8/6).
Menurutnya, kendala tersebut terjadi di Arfindo Fak Fak. “Saya ke sana dan tinggal di sana selama sekira dua pekan untuk menyelesaikan kendala itu. Sekarang sudah selesai,” tegasnya.
Dia mengakui ada perbaikan manajemen di Fak Fak seiring persoalan NPL tersebut.
Fak Fak merupakan portofolio terkecil Arfindo dibanding tiga cabang lainnya. “Portofolio terbesar kami di Kota Sorong, disusul Manokwari dan Kabupaten Sorong. Fak Fak yang terkecil,” jelasnya.
Seperti diberitakan papuakini.co Kamis (7/6), rasio NPL BPR di Papua Barat melonjak tajam per April 2018. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Papua dan Papua Barat menyebutkan rasio NPL BPR di Papua Barat melonjak 105,99% dari 5,77% pada April 2017 menjadi 11,88% per April 2018.
Piet, sapaan akrabnya, menyiratkan kendala di Fak Fak itu tidak mempengaruhi kinerja BPR Arfindo. Apalagi, BPR Arfindo baru-baru ini membagikan dividen untuk para pengurus dan karyawannya.
Dividen yang dibagikan sebesar 70% dari total laba perusahaan selama 2017 lalu. “Semua dapat. Pengurus dan karyawan,” tuturnya, lalu meminta tidak menyebutkan nominal dividen.
BPR Arfindo telah membagikan dividen sejak tahun kedua perusahaan itu beroperasi. “Ini tahun ke tujuh kami bagi dividen,” tandas Piet.(cpk1/dixie)
Click here to preview your posts with PRO themes ››