Produksi global tambang emas dunia di 2017 turun 5 ton dari tahun sebelumnya 3.247 ton. Menurut GFMS Gold Survey 2018, penurunan ini karena masalah lingkungan, pemberantasan tambang emas ilegal, dan naiknya biaya produksi.
China tercatat sebagai produsen terbanyak. 13% produksi tambang emas dunia berasal dari negeri Tirai Bambu itu.
[rev_slider alias=”Emas Dunia1″][/rev_slider]
Kendati demikian, produksinya tahun 2017 turun enam persen dibanding 2016 menyusul upaya Beijing melawan polusi dan masalah lingkungan.
Meski begitu, produksi China diperkirakan akan bertambah tahun ini menyusul peningkatan teknologi sejumlah tambangnya.
Di sisi lain, produksi Rusia naik 17 ton. Membuatnya bertengger di posisi tiga. 83% emas Eropa datang dari negeri Beruang Merah ini. Meski demikian, pembeli terbesar emas Rusia adalah pemerintah Rusia sendiri.
Lain lagi dengan Kanada. Negeri ini naik dua peringkat di 2017 ke posisi lima dari posisi tujuh di 2016. Ini terjadi setelah penemuan tambang emas tanpa sengaja di sebelah utara British Colombia oleh Seabridge Gold lantaran menyusutnya glacier di sana. Tambang itu ditaksir mempunyai potensi 780 metrik ton. Kanada pun diprediksi akan terus bertambah produksinya tahun-tahun mendatang.
Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia yang di 2016 merupakan produsen emas terbanyak ke lima, kini turun ke posisi tujuh. Posisi Indonesia diambil alih Kanada.
Produksi Indonesia turun 11,7%. Menurut Business Insider ini terjadi menyusul program pengampunan pajak pemerintah yang membuat produksi turun di tambang-tambang baru. Itu juga membuat para pebisnis enggan untuk bertahan di industri pertambangan.
Bagaimana dengan produksi Freeport di 2017? Menurut Bisnis, sepanjang 2017 perusahaan itu memproduksi 1,554 juta ounce (48,33 ton) emas. Itu berarti naik 46,47% dibandingkan 2016 yang 1,061 juta ounce (33 ton).(dixie)
Click here to preview your posts with PRO themes ››