Candaan Presiden Jokowi Tentang PKB

Apa kaitan PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) dengan Piala Dunia 2018 Rusia yang baru saja berakhir? Kalau versi candaan Presiden Joko Widodo (Jokowi), PKB itu bisa jadi kepanjangan Perancis, Kroasia, Belgia, alias juara 1, 2 dan 3 perhelatan sepakbola terakbar dunia itu.

“Coba lihat saja final Piala Dunia minggu lalu. Pemenangnya adalah Prancis, Kroasia, dan Belgia. PKB = Prancis, Kroasia, Belgia. Artinya ya diartikan sendiri,” ujar Presiden dalam Peringatan Hari Lahir Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke-20 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (22/7) malam.

Selain itu, menurut Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, Presiden mengisahkan pengalamannya mendayung bersama Cak Imin (Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar) di Palembang, Sumatera Selatan beberapa waktu lalu.

“Banyak yang mengartikan bahwa berdayung berdua itu adalah, ya memang namanya mendayung, memang harus bekerja sama. Kalau yang satu mendayung ke sini, yang satu ke sana, ya karam perahunya,” kata Presiden.

Presiden menggarisbawahi bahwa yang namanya bekerja sama itu memerlukan keseriusan.

“Jelas bahwa kita telah bekerja sama. Dalam dunia usaha yang namanya bekerja sama itu ya Join. Ya memang itu, yang namanya bekerja sama ya Join,” ucap Presiden dengan nada bercanda lalu disambut riuh tepuk tangan.

BELUM ADA CAWAPRES

Candaan Presiden Jokowi Tentang PKB

Presiden mengatakan, hingga saat ini, belum ada satu nama definitif sebagai calon yang akan mendampinginya dalam Pilpres mendatang.

“Jadi masih ada kesempatan. Kalau ingin bersaing masih ada kesempatan. Seminggu dua minggu ini kita putuskan. Silakan bersaing dalam waktu seminggu dua minggu ini,” tutur Presiden.

 

KEDEWASAAN POLITIK

Presiden juga mengatakan keberagaman dan persatuan merupakan aset terpenting bangsa Indonesia yang harus sama-sama kita rawat dan pelihara.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

Presiden tidak ingin rasa persaudaraan kita sebagai saudara sebangsa dan se-Tanah Air luntur hanya karena perbedaan pandangan politik.

“Gara-gara apa? Para politisi kita tidak memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat agar kedewasaan dalam berpolitik semakin baik,” tegas Presiden.

Presiden yang telah merasakan kompetisi politik sejak tingkatan wali kota ini mengaku sering merasa sedih ketika melihat sekelompok orang yang menjelekkan sekelompok lainnya, hanya karena berbeda pemahaman dan pandangan politik. Padahal dalam bermasyarakat kita memiliki norma-norma agama, budaya, dan etika yang semuanya tak menghendaki perselisihan.

“Inilah yang sering kita lupa apalagi elite-elite politik baik di daerah, kota, kabupaten, provinsi, maupun nasional bahwa kita ini dilihat oleh rakyat. Jangan sampai energi kita habis gara-gara saling mencela, mencemooh, dan memaki di antara kita sebagai saudara sebangsa dan se-Tanah Air,” ingat Presiden.
(***/dixie)