Warga Amban Mulyono sangat antusias menyambut pembagian sembako yang dilakukan Gereja GPKAI Makarimos, Amban Mulyono, Rabu (22/8) sore.
Kegiatan ini merupakan rangkaian perayaan HUT ke-7 Gereja GPKAI Makarismos.
Selain pembagian sembako, juga ada pasar murah, perjamuan kasih dan seminar keluarga serta KKR yang dibawakan Pdt. Diana Cicilia S.Th, SH.,MH dari Jakarta.
Mewakili Warga, Ketua RT 02/ RW 05, Jhon Woria kepada papuakini.co mengatakan sangat senang, karena mendapat pembagian sembako itu, apalagi banyak warga Kampung Mulyono adalah buruh dan nelayan.
“Sembako ini sangat berharga dan membantu kebutuhan masyarakat. Apalagi kegiatan sosial seperti ini bisa menjadi media untuk mempererat persaudaraan dan jalinan silaturahmi,” ungkapnya.
Ditanya soal toleransi umat beragama di wilayahnya, dia mengatakan selama ini toleransi umat beragama di Kampung Mulyono berjalan dengan baik.
“Tidak ada benturan antar umat beragama di wilayah kami. Selama ini kami hidup rukun,” ungkapnya.
Sementara itu, Pdt. Tandi Randa, gembala Gereja GPKAI Makarismos Amban Mulyono mengatakan, kegiatan itu digelar karena mereka ingin selalu berbagai kasih dan ingin menjadi berkat bagi lingkungan masyarakat sekitar.
“Kami ingin membangun persaudaraan, kekeluargaan di lingkungan gereja, agar masyarajat saling peduli dan hidup tentram,” ungkapnya.
Pembagian sembako itu diakui dia baru pertama kali dilakukan dan masyarakat menanggapi dengan positif.
“Bulan Desember kami adakan lagi jelang hari Natal. Harapan kami, bisa lebih banyak orang berkontribusi untuk berbagi. Kami tahu banyak orang yang punya kelebihan, tapi mungkin mereka tidak tahu bagaimana mereka berbagi kelebihan itu,” ungkapnya.
Dia berharap jemaatnya akan semakin taat pada Tuhan, mengasihi sesama seperti diri sendiri, dan berbuat baik selagi masih ada kesempatan.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
“Akan tiba waktunya dimana kita tidak lagi bisa berbuat apa apa. Jadi, berbuat baiklah selagi masih ada kesempatan,” pesannya.
Saat ini, jemaat GPKAI Makarismos masih menggunakan bangunan gereja lama, sementara gedung baru yang masih dalam lingkungan gereja itu kini tengah dalam tahap finishing.
Gedung baru itu dibangun sejak tahun 2015, menggunakan dana bantuan hibah dari Provonsi Papua Barat dan sisanya menggunakan swadaya jemaat.(njo)