Puluhan pendemo yang menuding ada manipulasi data blok Imekko, Sorong Selatan oleh BP Berau (operator LNG Tangguh) dapat perlakuan istimewa dari DPR PB, Senin (3/9).

Setelah sempat berorasi selama sekira 10 menit, mereka diundang DPR PB melalui Wakil Ketua Robert Manibuy masuk ke dalam salah satu ruangan khusus di belakang ruang paripurna.

Selain menuding ada penggelapan, mereka juga menyatakan Raperdasus bagi hasil migas tidak pernah dikonsultasipublikkan dan menyoroti Amdal yang dibuang ke laut.

Salah seorang orator, Stef Saima yang mengaku sebagai mantan karyawan BP Berau itu mengklaim punya data untuk mendukung klaim warga itu, seperti peta seismik dan drilling exploration lokasi-lokasi pengeboran yang disertifikasi Pertamina dan perusahaan AS.

Dia mengklaim dari lebih dari potensi 14 triliun kubik kaki ada 10,3 triliun kubik kaki di wilayah Imekko tapi dinyatakan hanya 1,0 triliun.

Sampai berita ini diturunkan pertemuan tertutup itu masih berlangsung.

Sementara itu, Fred Luhulima, akademisi Unipa yang melakukan kajian akademis Raperdasus bagi hasil migas pada pekerja pers mengatakan, soal daerah penerima bagi hasil ditentukan Kementerian ESDM.

Selain itu, dia juga menyatakan banyak sumur di Sorsel yang diturup karena tidak produktif. “Ini mungkin yang belum banyak diketahui masyarakat,” jelasnya.(dixie)