Sekolah Dasar (SD) Indai di Distrik Roon, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat sudah dua tahun tanpa guru dan murid.
Ini terjadi karena sekolah itu dibangun antara hutan dan bibir pantai yang jauh dari pemukiman.
“Bangunan SD ini keliru penempatannya. Jauh dari pemukiman,” ujar Bupati Teluk Wondama Bernadus A Imburi saat mengunjungi Distrik Roon baru-baru ini.
Untuk mengatasi itu Pemkab berencana membangun jalan ke sekolah tersebut. “Akses jalan harus dibuka. Kita tidak mungkin siapkan transportasi setiap saat. Tidak ada perencanaan sejak awal. Akhirnya kacau. Fasilitas pendidikan harus dekat pemukiman, bila perlu di tengah pemukiman,” tutur Bupati.
Di tempat sama, Wakil Ketua I Dekab Teluk Wondama Remran Sinadia menyayangkan bangunan SD yang tak tepat lokasi itu.
“Ke depan kita harus lebih hati-hati. Kami belum cek anggarannya dari APBD Wondama atau APBD Provinsi atau APBN. Kalau dari APBD kabupaten, sangat disayangkan,” ungkapnya, lalu mengatakan setahunya sekolah itu sudah ada sejak akhir 2015.
Kepala Distrik Roon Yefta Siregar pada papuakini.co mengatakan sekolah tersebut tak berjalan sekira dua tahun sejak kepala sekolahnya meninggal dunia.
“Dulu kepala sekolah ini usahakan anak-anak beli bensin dan mereka sekolah menyeberang laut. Sekolah tutup sejak awal 2017,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Dinas PU Agustinus Tangyong mengatakan belum tahu jelas anggaran pembangunan sekolah berasal dari mana.
Pantauan papuakini.co SD tersebut memiliki empat ruang belajar yang sudah bisa digunakan, dan dua ruang kelas yang pengerjaannya baru sekira 50 persen, dua kopel rumah guru, dan satu kantor guru.(asa/dixie)
Click here to preview your posts with PRO themes ››