Hasil survei tahun 2013 menunjukkan prevalensi HIV di Papua Barat mencapai 4381 ODHA (Orang Dengan HIV AIDS), walau data di Dinas Kesehatan Manokwari per Januari 2018 menunjukkan hanya ada 1799 kasus.
“Ini menjadi ancaman kita. Butuh koordinasi lintas sektor, baik itu anggota KPA, masyarakat dan juga pemerintah daerah dalam penanggulangan HIV dan AIDS di Kabupaten Manokwari,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Manokwari, drg Hendry Sembiring, dalam koordinasi lintas sektoral penanggulangan HIV dan AIDS, Rabu (28/11/2018).
Sebagian besar pengidapnya adalah kelompok usia produktif dan semua belum mengonsumsi ARV (obat antiretroviral untuk HIV/AIDS, red), karena masih adanya stigma dan diskriminasi di masyarakat.
Untuk itu, Sembiring berharap seluruh pimpinan SKPD dan lembaga lain selaku anggota KPA memastikan setiap anggota mendukung program penanggulangan HIV AIDS di Kabupaten Manokwari.
“Kita perlu meningkatkan upaya TOP, yaitu temukan, obati, pertahankan, di setiap lingkup kerja masing- masing untuk menuju Manokwari Three Zero tahun 2030,” pungkasnya.
Program Three Zero adalah Zero New Infection (tak ada infeksi baru), Zero AIDS Related Deaths (tak ada kematian terkait AIDS), dan Zero Discrimination (tak ada diskriminasi)
Sementara itu, Ketua KPA Kabupaten Manokwari, Dominggus Buiney menegaskan akan terus meningkatkan sosialisi, dan menyerukan agar semua warga melakukan tes HIV/AIDS.
“Mereka harus tes agar kita bisa tahu status guna memberikan pengobatan. Dengan demikian pengidap bisa bertahan hidup,” jelasnya.(cpk5/njo)
Click here to preview your posts with PRO themes ››