Herry Wenda tak mau terlalu tergantung pada bantuan pemerintah. Baginya, usaha jualan pinang yang telah ditekuninya sejak medio 2013 lalu sudah cukup untuk kebutuhan ekonominya.
“Saya berharap semua masyarakat Papua jangan mengharapkan (bantuan) pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Mulailah dengan usaha sendiri untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga,” ujarnya pada papuakini.co saat menjajakan dagangannya di pasar Youtefa, Jayapura, Senin (3/12/2018).
Dia bersyukur selama ini dagangannya hampir selalu habis. Dia mengaku hanya beberapa kali saja dagangannya tak laku. Itu biasanya terjadi bila hujan deras. “Itu resiko usaha. Kita tekuni saja terus,” tutur warga asal Wamena ini.
Larisnya dagangan Orang Asli Papua ini tak lepas dari cukup banyaknya langganannya. Pelanggan selalu membeli padanya karena konsistensinya menjajakan pinang yang, menurut pelanggannya, lebih segar dari kebanyakan yang dijajakan pedagang-pedagang lain di Jayapura.
“Pinang yang kami jual ini kami ambil dari Keerem, Arso dan Koya. Banyak pembeli yang datang belanja di tempat kami dan kebanyakan dari daerah pedesaan.
Kata mereka pinang saya lebih segar,” ungkapnya.
Dia mengaku bisa meraup penghasilan Rp200-500 ribu per hari sejak berjualan mulai jam 8 pagi sampai 6 sore. Dia menjual pinang dengan harga Rp50-150 ribu per sisir, tergantung jenisnya.
“Sebenarnya melalui usaha kecil ini (kita) bisa sejahtera, tetapi sering disepelekan masyarakat, sehingga angka kemiskinan menjadi perhatian publik,” tandasnya. (cpk4/dixie)
Click here to preview your posts with PRO themes ››