Ketua Umum Pelti Papua Barat, Edi Budoyo mengatakan Hal mendesak yang harus dilakukan dia dan jajaran pengurus saat ini adalah pengurusan SK di PB PELTI Pusat.
“itu yang mendesak saat ini. Struktur organisasi dan badan pengurusnya sudah terbentuk pada 2 Desember. Makanya, saya dan Ketua III Alex Irsiandi rencanya akan bertemu di Jakarta pada 8 Desember 2018 mendatang,” ujar Edi Budoyo yang juga Wakil Bupati Manokwari, saat dikonfirmasi papuakini.co di kediamannya, Senin (3/12) malam.
Sebenarnya, kata dia, belum ada anggaran untuk mengurus itu. Namun, dia akan berada di Jatinangor untuk menghadiri kegiatan kedinasan sementara ketua III akan berangkat ke Surabaya untuk urusan pribadinya.
“Makanya kita janjian bertemu di Jakarta tanggal 8 Desember untuk sekalian mengurus SK di PB Pelti,” ungkapnya.
SK tersebut nantinya akan diserahkan ke KONI Papua Barat sebagai salah satu persyaratan Cabor tenis dalam PON 2020.
Soal atlit, sekalipun belum dibahas bersama pengurus, dia realistis dan tidak mau membohongi pecinta tenis lapangan.
“Kita tidak bisa ciptakan atlit secepat dan semudah membalik telapak tangan. Untuk bina atlit yang mau kita andalkan, paling tidak berbicara di kancah nasional itu, butuh waktu yang tidak singkat. Membutuhkan pelatih berkualitas dan biaya yang tidak sedikit dalam pelatihan maupun keikutsertaan di berbagai turnamen,” tuturnya.
Yang menjadi angannya saat ini adalah mengikutkan atlit Papua Barat yang ada saat ini untuk mengikuti kursus pelatih, supaya menjadi pelatih atlit Papua Barat ke depannya.
“Jujur kita belum ada pelatih yang bersertifikat. Kunci utama ada pada pelatih. Yang tentunya juga, waktunya tersedia luang untuk menjadi pelatih, bukan karena kesibukan sehingga waktu terbatas,” terangnya.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Kata dia, ini perlu kemakluman, sebab apa yang dilakukan penguruus saat ini merupakan awal dari kebangkitan tenis setelah tidak maksimal dengan kepengurusan sebelumnya dan vakum beberapa tahun.
“Sebetulnya kalau kita evaluasi atlit mantan PON lalu masih ada. Bisa kita dekati, apa masih mau perkuat Papua Barat di cabor tenis atau tidak. Sambil membina adik-adik kita, dan itu sebuah keuntungan. Tapi keputusan akhir nantinya akan kita bicarakan dalam rapat pengurus,” akunya.
“Saya lihat sendiri ketika mereka bertanding di Kelapa Gading, Jakarta. Mereka kemampuannya baik, tinggal bina mental saja. Yang kita pikirkan sekarang, kembangkan pelatih untuk bisa melatih dengan baik. Pelatih itu berasal sari pemain tenis yang sudah prestasi yang kita punya saat ini,” tandasnya.(njo)