“Kalau sudah konsumsi miras, papa mantu dipotong, ipar potong, anak pun potong.” Pernyataan ini dilontarkan Ketua Suku Besar Arfak, sekaligus Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, baru-baru ini.
Bahaya dampak miras memang selalu menjadi sorotan Gubernur dalam tiap kegiatan yang dihadirinya. Termasuk dalam perayaan Natal Suku Besar Arfak di Ransiki, Manokwari Selatan itu.
“Stop itu miras. Tak ada manfaatnya. Tak ada miras kita rukun damai,” ingat Gubernur.
Gubernur kemudian mengingatkan untuk berhenti bermusuhan antar suku, termasuk antar suku besar Arfak, tapi sebaliknya saling dorong, dukung, dan bantu.
“Anak-anak kita sekolah di Manokwari, di Manado baku takut dengan suku (Tanah Papua) lain. Lalu mereka pulang kampung tak lanjutkan pendidikan,” tutur Gubernur.
Gubernur mengingatkan jika sesama suku besar Arfak terus bermusuhan, tidak bertobat, dan setengah-setengah menerima Tuhan dalam kehidupan, maka orang lain yang akan jadi pemimpin di tanah Arfak.
“Saya jadi pemimpin karena ayah saya (almarhum Lodewijk Mandatjan, red) selalu berbuat baik pada semua orang. Mendukung hamba-hamba Tuhan. Karena Bapak saya tak benci siapa pun, semua suku terima,” tandas Gubernur.(dixie)