Masuknya Injil di Tanah Meyah Ubah Kehidupan Warga

Kehidupan warga Tanah Papua, khususnya Papua Barat, lebih khusus lagi di Tanah Meyah, berubah berkat masuknya Injil 122 tahun lalu.

“Saat ini anak-anak Meyah boleh berdiri dan memimpin dan melayani juga di atas negeri mereka sendiri. Sungguh suatu sukacita besar atas kuasa Injil yang mengubahkan hidup kita. Marilah kita hidup berpadanan dengan Injil Kristus,” kata Gubernur Papua Barat.

Gubernur mengatakan ini dalam peringatan dan perayaan HUT ke 122 tahun masuknya Injil di tanah Meyah, 11 Februari 1897-11 Februari 2019, di Pantai Petrus Kafiar, Amban, Manokwari, Senin (11/2/2019).

Masuknya Injil di Tanah Meyah Ubah Kehidupan Warga

Ibadah syukur dilakukan di pantai tersebut karena suku Meyah menjadi mengenal Allah pencipta melalui firman yang dibawa Guru Petrus Kafiar, yang dimulai dari pantai tersebut.

Ibadah dihadiri, antara lain, Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen Joppye Onesimus Wayangkau, Bupati Manokwari Demas Paulus Mandacan,Bupati Manokwari Selatan Markus Waran, dan Ketua PKK Ny Yuliana Mandacan Kiriweno.

Gubernur yang juga Kepala Suku Besar Arfak menegaskan, momentum ini perlu digerakkan agar suku besar Arfak mengerti dan memahami, bahwa perkembangannya diawali dari pantai Petrus Kafiar di Amban ini.

“Kita sekarang ada bertemu hari ini merupakan buah-buah dari Injil yang ditanam Ottow dan Geissler sejak tahun 1855 di Pulau Mansinam, maupun yang disebbrkan oleh guru Petrus Kafiar pada tahun 1897,” ingat Gubernur.(an/dixie)

Click here to preview your posts with PRO themes ››