Kampung Soroundauni, Distrik Taroy, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat hanya dihuni 11 KK. Pantauan papuakini.co, hanya ada sekira delapan rumah dan satu kantor kampung di sana.
“Boleh dikatakan kampung Soroundauni termasuk daerah kategori tiga T, yaitu terluar, tertinggal, dan terjauh”, ujar Kepala Kampung Ishak Asmorom pada papuakini.co saat ditemui di kediamannya, akhir April 2019 lalu.
Kampung hasil pemekaran Kampung Taroy ini butuh waktu sekira 1,5 jam dengan longboat untuk mencapainya dari ibukota Distrik Taroy.
Sarana dan prasarana guna menunjang roda pemerintahan kampung juga nyaris tidak ada. Komputer tak ada, listrik tak ada.
“Begitu pula pendidikan dan pelayanan kesehatan. Warga harus menyeberang ke kampung sebelah, yakni kampung Taroy atau ibukota Distrik Taroy untuk dapat pelayanan itu,” ungkap Ishak.
Untuk itu, dia berharap ada perhatian serius bagi kamungnya dari pemerintah daerah di kabupaten yang punya potensi sumberdaya alam melimpah seperti gas alam cair (LNG) yang dikelola BP Tangguh itu.(cpk6/dixie)
Click here to preview your posts with PRO themes ››