Saking seringnya melayari rute dari jeti kampung lama ibukota Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, ke daerah-daerah pesisir dengan perahu bermotor tempel, Longginus Fatiran (56) lupa kapan dia merasa kondisi paling berbahaya dia jumpai selama dia melakoni pekerjaannya.
“Sering memang laut tidak bersahabat. Yang pasti kalau ada apa-apa, harus siap selalu,” ujar Om Longgi, sapaan akrabnya, pada papuakini.co yang menumpangi perahunya yang dilapisi serat kaca (fiber glass) ke sejumlah desa di Distrik Tomu dan Taroy baru-baru ini.
Mengaku sejak masih SMP sudah menjadi kapten perahu bermotor, Om Longgi kini hampir setiap hari mengantarkan penumpang ke kawasan pesisir yang jaraknya sekira 4 jam pelayaran.
Soal standar keselamatan penumpang, dia mengaku tak tahu banyak. Misalnya, kewajiban adanya pelampung atau jaket pelampung untuk tiap penumpang sebagai antisipasi bila perahu tenggelam.(cpk6/dixie)
Click here to preview your posts with PRO themes ››