Ketua Mahkamah Konstitusi Dr Anwar Usman mengatakan wartawan memiliki tugas yang sangat berat untuk mewartakan kebenaran.
Usman memberikan contoh bagaimana filsuf Socrates rela dihukum mati demi kebenaran yang dipercayainya. “Namun wartawan tidak harus seperti Socrates, tapi intinya wartawan harus memberitakan kebenaran meskipun itu sangat pahit,” ujarnya.
Usman mengatakan ini dalam Diklat Peningkatan Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara di Pusdik Pancasila dan Konstitusi MK, Cisarua, Bogor, baru-baru ini.
Hal senada dikatakan Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, yang mendorong wartawan untuk beralih dari talking news ke berita presisi.
Stanley, juga menegaskan wartawan harus memberikan informasi yang faktual, akurat, dan berimbang, serta selalu bersikap skeptis dengan dan senantiasi menguji kebenaran semua informasi yang didapat.
“Harus ciek dan ricek, fakta data dan informasi yang disampaikan semua pihak,” ingatnya.
Stanley kemudian mengingatkan harus hati-hati dengan media sosial. Perlakukan hal-hal yang didapat di media sosial sebagai bahan awal informasi dengan verifikasi dan konfirmasi. “Jadi cegah hoax,” tegasnya.
Terkait kondisi pascapemilu saat ini, Stanley menekankan pers Indonesia harus bisa jadi wasit yang adil, pengawas yang teliti dan seksama.
Salah satunya adalah dengan menyebarluaskan pemberitaan yang jadi problem solver terhadap masalah yang ada saat ini.(mercys)
Click here to preview your posts with PRO themes ››