Perekonomian Papua Barat relatif belum berjalan baik karena belum optimalnya penyerapan APBD.
Demikian ungkap Karo Perekonomian dan Kerjasama Pemprov Papua Barat, Jefry Auparay, menjawab papuakini.co, Senin (25/5/2019).
“Dampak penyerapan APBD yang belum optimal itu membuat masyarakat belum maksimal merasakan anggaran yang berputar di perekonomian ril,” tuturnya.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Dia mengatakan cepat dan optimalnya penyerapan APBD bisa membuat roda perekonomian berputar lebih lancar. Antara lain dengan penyerapan tenaga kerja dalam berbagai proyek yang dikerjakan.
Pembuatan jalan, misalnya, dapat membuka daerah yang selama ini terisolir atau semi terisolir jadi terbuka. Akibatnya, mobilisasi barang dan jasa jadi lebih lancar.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Masyarakat di daerah tersebut lalu bisa lancar memasarkan produk-produk daerahnya, sekaligus mungkin menurunkan biaya transportasi yang mereka tanggung saat daerah mereka masih terisolasi.
Kondisi itu membuat keuntungan yang diraih pedagang di daerah tersebut jadi lebih banyak. Keuntungan itu bisa untuk menambah meningkatkan taraf hidup pedagang tersebut.
Belum lagi dampak domino lainnya, seperti semakin banyak investasi UMKM yang tumbuh di daerah yang terbuka keterisolirannya itu, misalnya kehadiran warung makan, toko pakaian, toko bahan bangunan, sehingga masyarakat daerah itu tak perlu lagi jauh-jauh ke kota.
Untuk itu, dia berharap semua OPD bisa secepatnya melakukan pekerjaan-pekerjaan di instansi masing-masing, agar dampak nyatanya bisa dirasakan langsung masyarakat.
Seperti diberitakan papuakini.co, hingga 27 Mei 2019 baru 196 paket pekerjaan dari sekira 400-an paket pekerjaan yang terdaftar di Unit Pelayanan Pengadaan Papua Barat. Belum diketahui berapa banyak dari paket tersebut yang sudah dilelang dan dikerjakan pemenang lelang.(an/dixie)