Survei respon publik terhadap Polri, khususnya di jajaran Polda Papua Barat, yang dilakukan Litbang Kompas menunjukkan hasil baik tapi belum sangat baik.
Ini tampak dalam pemaparan hasil survei tersebut di ruang vidcon Polda Papua Barat, Kamis (19/09/2019).
Hasil itu didasarkan pada survei yang dilakukan di enam Polres di wilayah Polda Papua Barat pada 11-19 Juli 2019.
Menurut Satrio, peneliti dari Litbang Kompas, survei dengan 270 responden itu (bukan 720 responden seperti diberitakan), menggunakan metode kuantitatif survei atau wawancara tatap muka mendalam menggunakan kuesioner dengan durasi 60 menit.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Data diambil tim yang terdiri dari mahasiswa di Manokwari dan Sorong dikumpukan di wilayah Polres Sorong Kota, Sorong Selatan, Manokwari, Teluk Wondama, Fakfak dan Polres Kaimana.
Sekira 64 persen responden merasa puas dengan keamanan wilayah. Sisanya 26 persen tidak merasa aman dengan berbagai alasan yang salah satunya banyak orang mabuk.
Soal kepuasan imej polisi, figur polisi mendapat 75 persen respon baik dan 25 persen responden menyatakan polisi tidak ramah. Itu pun dengan alasan ada Polisi ikutan mabuk dengan masyarakat.
Selain itu, 79,6 persen responden merasa tidak ada polisi bermasalah namun 8,9 persen mengatakan ada. Responden yang menyatakan ada Polisi bermasalah itu kebanyakan mengaku pernah melihat polisi mabuk.
Sikap adil polisi terhadap masyarakat juga dinilai baik. Sebanyak 53 persen responden menyatakan Polisi adil, 25 persen nyatakan tidak adil dengan alasan Polisi berpihak pada orang yang banyak uang, punya kenalan dan karena orang itu pejabat, dan sisa responden menyatakan tidak tahu.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
55,2 persen responden juga mengatakan urusan dengan Polisi tidak mengeluarkan uang, namun 29,6 persen responden menyatakan harus keluar uang ketika berurusan dengan Polisi.
Menurut Satrio, apa yang menjadi catatan itulah yang harus diselesaikan polisi untuk lebih meningkatkan kepercayaan publik.
Beberapa hasil survei menunjukkan 40,9 persen responden mengatakan, orang mabuk adalah masalah utama di seluruh wilayah Papua Barat.
Survei sebulan sebelum insiden rusuh di Manokwari itu dilakukan untuk mengetahui persepsi publik, mengukur kepuasan publik dan ekspektasi publik.
Dia mengapresiasi karena Polda PB secara khusus melakukan survei ini ketimbang Polda lain.
Sememtara itu, Kapolda Papua Barat, Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak mengatakan, sejak awal menjabat Kapolda dia menginginkan ada program yang pas, sesuai dengan harapan masyarakat. Hanya saja, belum ada basis data yang kuat.
“Hasil survei ini membuat kita semakin jelas untuk menentukan program ke masyarakat. Seperti penyakit masyarakat adalah miras, ternyata penyakit polisi juga miras. Masyarakat tidak suka lihat Polisi miras, maka ini kembali menjadi bahan untuk kami evaluasi dan perbaiki,” tandasnya.(njo)