Umat Katolik telah menciptakan sejarah baru di Papua Barat seiring bergulirnya Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) I Katolik tingkat Papua Barat.
Ini dikatakan Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan kala membuka kegiatan akbar yang diikuti 12 dari 13 kabupaten/kota di Papua Barat itu, Rabu (23/10/2019).
Seperti diberitakan papuakini sebelumnya, Ketua Harian Panitia, Roberth Hammar, mengatakan daerah yang belum bisa ikut Pesparani akbar ini adalah Kabupaten Pegunungan Arfak karena minimnya jumlah umat Katolik di daerah itu.
Gubernur berharap momen ini umat Katolik dapat makin memperkokoh persatuan kesatuan bangsa, sejalan dengan visi misi Papua Barat menuju Papua Barat yang aman, sejahtera, dan bermartabat.
Gubernur dalam kegiatan yang didahului dengan misa oleh Uskup Manokwari-Sorong Mgr Hilarion Datus Lega Pr menegaskan, paduan suara itu serupa dengan keragaman dan kemajemukan masyarakat di Papua Barat.
Dalam paduan suara ada suara bas, tenor, sopran, dan alto yang berbeda-beda, tapi kala disatukan dalam satu lagu yang sama maka hasilnya adalah harmoni.
“Ketika keragaman jadi harmoni dan kesatuan, maka hasilnya adalah
kekuatan yang tanpa batas,” tutur Gubernur.(an/dixie)
Click here to preview your posts with PRO themes ››