Abdul Rahim Furuada: Saya Maju Bupati Bukan Sebagai Boneka Tapi Harga Diri Orang Asli Kaimana

Lahir dari keluarga sederhana dan tinggal di kampung dengan kehidupan seadanya adalah pengalaman hidup yang tak bisa dia lupakan. Berbagai tantangan hidup dihadapinya hingga mengantarkanya mencapai posisinya saat ini di pemerintahan.

Dia adalah Abdul Rahim Furuada, anak dari pasangan Sadik Furuada dan Amina Puarada. Abdul, demikian dia biasa disapa saat masih remaja, lahir di Semimi, Teluk Etna pada 24 Juli 1966. Ketika itu wilayah ini masih disebut sebagai Bister dan masuk dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Fakfak.

Abdul kecil di sekolah di SD YPK Sawatwera hingga kelas 3, kemudian pindah dan melanjutkan pendidikan kelas 4 hingga lulus tahun 1980 di SD Inpres Bofuwer.

Di tahun yang sama, Abdul melanjutkan pendidikan di SMP Negeri Kaimana lalu lulus tahun 1983. Kemudian lanjut di SMA Negeri Fakfak dan lulus 1986.

 

Setelah menamatkan pendidikan SMA, Abdul merantau ke Malang dan masuk APDN hingga diwisuda tahun 1990 dengan jenjang D3. Dia kemudian kembali ke Kaimana dan bekerja di Kecamatan Teluk Etna Kabupaten Fakfak, selanjutnya jadi Lurah Fakfak Selatan.

Untuk memperdalam ilmunya, Abdul memutuskan kembali kuliah di Universitas Hasanuddin Makassar, lulus tahun 1996 dengan gelar S1.

Setelah lulus dan pulang kampung, dia dipercaya jadi Sekwilcam Kaimana.

Di tahun 2000, ayah 3 anak ini memutuskan untuk mengambil gelar S2 di UGM dan lulus tahun 2002.

Setelah selesai, dia diberi jabatan sebagai Camat Teluk Arguni periode 2002-2004. Ketika Kaimana dimekarkan menjadi kabupaten, dia diberikan jabatan sebagai Kepala Distrik Kaimana, Kepala Dinas Perindagkop Kaimana 2009 – 2010, dan Kepala Bappeda Kaimana sampai sekarang.

Abdul Rahim Furuada: Saya Maju Bupati Bukan Sebagai Boneka Tapi Harga Diri Orang Asli Kaimana
Abdul Rahim Furuada ketika menyerahkan berkas pendaftaran di sekretariat Partai Golkar Kabupaten Kaimana.

Menjelang Pilkada Kaimana tahun ini, pria asli suku Mairasi dan Irarutu di Kaimana itu memutuskan mencalonkan diri sebagai Bupati.

“Tidak benar kalau ada anggapan bahwa saya maju hanya sebagai boneka atau suruhan untuk merusak suara. Saya mau tegaskan saya maju karena menyangkut harga diri orang asli Kaimana,” tegasnya saat diwawancarai papuakini.co Sabtu (25/01/2020).

Click here to preview your posts with PRO themes ››

Dia mengatakan niatnya untuk maju sebagai Bupati berdasarkan permintaan masyarakat Kabupaten Kaimana, yang menilai sudah saatnya anak asli Kaimana menjadi orang nomor satu di negeri ini.

“Mereka juga yang merindukan agar saya menjadi 01 bukan 02. Jadi kalau saya diminta jadi 02, maka akan sedikit repot juga karena harus bertanya ke seluruh orang Kaimana,” tuturnya.

Abdul Rahim Furuada: Saya Maju Bupati Bukan Sebagai Boneka Tapi Harga Diri Orang Asli Kaimana
Abdul Rahim Furuada

Dia sangat bersyukur karena paling tidak sudah sangat memahami kondisi dan keluhan masyarakat di Kaimana hingga ke kampung-kampung. Apalagi dengan jabatannya saat ini di Bappeda.

“Saya tahu mana yang sudah baik dan perlu ditingkatkan tetapi juga gebrakan apa yang perlu dibuat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat” ujarnya.

Disinggung terkait ada beberapa figur asli Kaimana yang juga maju dalam pilkada kali ini, menurutnya hal itu menjadi hak setiap orang. Namun, ada kalimat yang mengatakan “Walau beribu bintang di langit tetapi ada satu yang lebih bercahaya”.

“Kalau soal calon wakil bupati, sudah ada yang mendekat dan ada yang didekati. Itu masih dalam proses karena masih mendengar masukan dari akar rumput,” tutupnya.(yos)