Pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Papua Barat terbilang kecil. Dari 140 triliun anggaran yang disiapkan, hanya 406 miliar saja penyaluran KUR di tahun 2019. Jumlah ini hanya meningkat 2,2 persen dari penyaluran di 2018 sebesar 397 miliar.
Kepala OJK Papua-Papua Barat, Adolf Fictor Tunggul Simanjuntak, mengatakan, penyaluran KUR di Papua Barat lebih kecil dibanding Papua yang mencapai 1 trilun. Padahal, ada banyak bank yang menyalurkan KUR yakni BRI, BNI, Mandiri, Bank Papua.
Dari jumlah penyaluran KUR 2019 di Papua Barat juga, kata Adolf, 80 persen dari 406 miliar itu ada di Sorong dan sekitarnya, sedangkan Manokwari hanya sekira 20 persen. Selain itu, sekira Rp290 miliar itu merupakan penyaluran dari BRI.
“Banyak pertimbangan yang menjadi penyebab penyaluran KUR rendah. Salah satunya KUR tidak terkonfirmasi. Selain itu, Bank juga mungkin punya target. Sedangkan KUR memiliki bunga yang kecil hanya 6 persen. Jadi impact labanya kecil,” ujarnya.
Dia lalu menjelaskan, pengajuan kredit KUR itu sasarannya yang sudah memiliki usaha kecil, karena kalau belum memiliki usaha tidak mungkin mendapat KUR, di mana KUR di bawah 50 juta tidak diwajibkan jaminan.
“Ini subsidi untuk calon debitur baru. Misalnya mama Papua sudah jual pinang, mau buka lagi. Itu bisa dikasih. Kenapa ada klasifikasinya? Karena bank juga diaudit. Jangan sampai diberikan ke yang punya restoran dan mini market. itu salah namanya,” ungkapnya.
Dia juga mengatakan, salah satu bentuk sosialisasi KUR adalah adanya spanduk KUR di setiap bank. “Nanti kita imbau semua bank, termasuk menjelaskan persyaratannya,” ungkapnya, lalu mengajak wartawan yang punya usaha untuk memanfaatkan.
“Sayang kalau tidak dimaksimalkan,” tandasnya.(njo)
Click here to preview your posts with PRO themes ››