Kala Kepala Desa Wersar Kenang Pendaratan Penerjun Operasi Trikora

Pendaratan penerjun payung Pasukan Gerak Tjepat (PGT) Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dalam operasi Trikora di Desa Wersar, Distrik Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat menyimpan kenangan tak terlupakan bagi Agustinus Thesya, Kepala Desa Wersar.

Saat itu, sekira pukul 3 subuh 18 Mei 1962, dia terbangun dari tidur karena mendengar suarta-suara di dalam rumahnya. Orangtua dan saudara-saudaranya bercerita dengan suara cukup keras. Sayup-sayup dia mendengar teriakan minta tolong dari arah laut.

Warga pun lalu mendatangi arah suara itu. Ternyata itu adalah suara tentara RI yang tersangkut di pohon bakau. Warga pun membantu menurunkan tentara itu.

“Setelah diturunkan, tentara itu lalu berjalan ke arah pantai. Dia mengeluarkan bendera Merah Putih dari dalam ranselnya, lalu mengibarkannya di pantai sambil berteriak merdeka tiga kali,” ujarnya pada papuakini.co di sela peresmian gedung gereja baru GKI Alfa Wersar, 01 Maret 2020.

Dia juga ingat masyarakat bersama tentara yang bergerilya mundur ke Teminabuan karena kampung dijadikan basis tentara Belanda. “Seingat saya tak ada pertempuran di kampung ini,” tuturnya.

Warga membantu tentara sebisanya, termasuk memberikan makanan dari hasil kebun mereka.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

Dia mengaku tak tahu patung tentara yang berdiri di monumen Trikora di desa itu merepresentasikan siapa. “Mungkin komandan para tentara yang terjun di sini,” ungkapnya.

Di monumen peristiwa heroik yang merupakan bagian dari sejarah kembalinya Irian Barat ke Republik Indonesia tertulis nama-nama para tentara yang terjun di Wersar.

Dari 80 tentara yang diterjunkan, 53 di antaranya gugur hingga berakhirnya operasi Trikora pada 01 Mei 1963.(an/dixie)