Bakal calon bupati Kaimana, Frans Amerbay SE, masih menunggu hasil survey Partai Golkar terkait siapa calon yang akan diusung partai berlambang beringin itu.
“Sebagai kader partai, semua proses sudah saya jalani. Kami sudah lakukan fit and proper test, dan selanjutnya pleno provinsi akan menetapkan tiga nama calon yang akan diusulkan ke pusat. Apakah nama saya masuk atau tidak, itu saya belum tahu,” ujar pria asal Teluk Etna itu.
Rekomendasi itu akan diberikan setelah ada hasil survei yang diperkirakan akan memakan waktu 2-3 bulan.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Dia mengatakan siap mengundurkan diri dari anggota DPRD jika diberi rekomendasi. “Hidup ini harus ada pilihan yang dibuat. Kalau kita memilih untuk mencalonkan diri, maka aturannya harus mundur dan kita harus siap untuk itu,” ungkapnya.
Menurut Ketua DPRD Kaimana 2014-2019 ini, masyarakat silahkan saja memberi penilaian dan pendapat terhadap nama-nama calon yang beredar akhir-akhir, namun harus juga melihat rekam jejak calon tersebut sebagai bahan pertimbangan nanti.
Disinggung terkait deklarasi MRP dan MRPB soal Bupati dan Walikota OAP, menurutnya hal itu harus menjadi bahan pertimbangan pemerintah pusat.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
“Periode lalu saat saya masih ketua DPRD Kaimana, saya sempat bertemu dengan staf khusus Presiden, Mendagri, dan Menkopolhukam. Ada agenda-agenda yang kami sampaikan seperti pimpinan daerah dan pimpinan Parpol harus diberi kesempatan yang luas pada orang asli Papua dan diatur dalam regulasi,” paparnya.
Menurutnya ketika ruang itu berikan maka sudah tentu akan memberi dampak yang besar, tidak hanya untuk mengejar ketertinggalan tapi juga memberi ruang bagi orang Papua untuk berkembang.
“Saya pikir kami anak-anak Papua juga sudah cukup mumpuni untuk jadi pemimpin di daerahnya masing-masing. Entah nanti siapa yang dipilih masyarakat ya silahkan saja, yang penting kita berkompetensi secara baik,” tegasnya.(yos)