Abrasi Wedoni Hantui Jalan Trans Papua Barat, Proyek Talut 2019 Belum Juga Tuntas

Abrasi di ruas jalan trans Papua Barat di Kampung Wedoni, Distrik Tanah Rubuh, Kabupaten Manokwari cukup menghantui para pengendara.

Ruas jalan yang tidak jauh dari bibir pantai yang berhadapan dengan laut lepas itu terus dihantam ombak. Proyek pengerjaan cincin dan talud pun tak bisa diselesaikan tepat waktu. Alhasil, ruas jalan ini dipenuhi material batu dan pasir yang tersapu ombak.

Parahnya, ruas jalan trans Papua Barat ini merupakan akses yang menghubungkan Manokwari – Mansel – Wondama – Bintuni. Ada jalur lain untuk menembus Manokwari – Mansel, namun harus putar melewati Kabupaten Pegaf.

Penelusuran di lokasi tersebut, para pekerja CV Surya Timur Papua tengah mengerjakan pemasangan cincin dan talut. Itu merupakan paket pekerjaan dari Balai Jalan Nasional dan masuk wilayah Satker Manokwari. Ruas jalan ini sebenarnya sudah parah. Hanya tertutup material dari laut. Kalau lihat aspal, badan jalan sudah tersapu setengah.

Untuk pekerjaan talut Kamis lalu baru dilalukan pemasangan rangka besi, sedangkan pekerja lainnya tengan menyusun cincin penahan ombak.

Arif Hidayat, Pengawas lapangan mengaku pekerjaan itu adalah proyek tahun 2019. Dia tidak tahu berapa anggaran pekerjaan itu. Namun untuk pengerjaannya, proyek ini seharusnya tuntas pada Desember 2019.

Cuaca yang tidak bersahabat dengan ombak tinggi, menurutnya, jadi kendala pelaksanaan pekerjaan. Baru di 2020 pemasangan cincin dapat terpasang menyeluruh. Namun, ombak menghantam dan merusak sekira 17 meter talut yang belum tuntas dikerjakan itu.

“Baru satu kali rusak. Ini pakai dana pemeliharaan untuk kerusakan 17 meter karena hantaman ombak,” ujar Arif.

Pemasangan cincin dan talut ini memang terlambat dikerjakan karena cuaca yang ekstrim. Padahal, ada alternatif yang semestinya diambil agar tidak terdampak abrasi. Yakni membuka sebagian ruas jalan baru di bagian yang tidak terlalu dekat dari bibir pantai agar terhindar dari abrasi.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

Menyikapi ini, Kepala Suku Setempat, Doen Ruben Mandowen minta persoalan ini ditangani serius. Dia ingin Pemkab Manokwari, Mansel dan Teluk Bintuni ikut memikirkan ruas jalan tersebut.

Sebab, jika taluk itu tidak cepat tuntas atau terus dihantam ombak, maka akan jebol dan abrasi pun akan kembali terjadi. Pekerjaan proyek akan akan sia sia.

Hal senada dikatakan Sekretaris Kampung Wedoni, Herman Mandowen. Dia meminta pemerintah serius dan pekerjaan talut harus cepat tuntas karena berpengaruh besar pada lalu lintas barang dan jasa.

Informasi yang diterima papuakini.co, Kasatker Manokwari Paulus tidak lagi menjabat karena masuk masa purna tugas, sedangkan Paimin selaku PPK atas proyek tersebut pindah ke Merauke.(njo)