Ratusan penumpang KM Tidar tujuan Nabire, Papua, harus rela ditampung di Balai Latihan Kehutanan (BLK) Papua Barat di Manokwari, lantaran kapal yang mereka tumpangi ditolak bersandar di Pelabuhan Nabire.
Penumpang Sorong tujuan Nabire, Penina Auparay mengatakan penolakan terjadi satu jam sebelum kapal sandar. Kapal pun berputar arah lalu kembali ke Manokwari.
“Pak Gubernur Papua sampaikan tutup semua pelabuhan mulai 26 Maret. Tapi kami punya bupati (Bupati Nabire) berkebijakan pada tanggal 27 masih diperbolehkan KM. Tidar sandar karena saat itu KM Tidar sudah berlayar. Makanya kami naik KM Tidar. Kami tidak tahu pada akhirnya kebijakan itu dibatalkan,” ujar Penina saat ditemui di penampungan.
Kata dia, tidak ada koordinasi terkait pembatalan itu. Selain itu, dia juga mengetahui Pelni Manokwari masih menjual tiket tujuan Nabire, sehingga ada juga penumpang Manokwari tujuan Nabire.
Sementara itu, mengkoordintori penumpang, Pdt Y Aronggear mengatakan, komunikasi sedang berjalan antara Pemprov Papua Barat dengan Pemprov Papua dan Pamkab Nabire untuk menindaklanjuti penolakan sandar KM Tidar yang mengangkut sekira 500 penumpang itu.
“Kita berharap Bupati Nabire bisa buka akses kembali bagi warga Nabire yang sedang ditampung di BLK Manokwari,” tuturnya.
Terpisah, Ketua Satgas Covid-19 Papua Barat, Derek Ampnir, mengatakan sudah berkoordinasi dengan Sekkab Nabire.
“Seperti apa langkah kelanjutannya nanti dia akan menginformasikan ke kami, setelah dia bertemu dengan Bupati Nabire. Kita berharap satu dua hari ke depan mereka sudah bisa kembali ke Nabire,” tandasnya. (njo)
Click here to preview your posts with PRO themes ››