Kerjasama Koperasi Kodam XVIII Kasuari dengan PT Tri Abadi Mineral (TAM) dengan membangun pabrik pengelolaan batu pecah dan pasir di Kali Wariori, SP8, Distrik Masni, Manokwari mendatangkan multiplier effect.

Menurut Kepala Koperasi Kodam XVIII Kasuari, Kolonel CZI Haris, kemitraan pemanfaatan galian pasir dan batu di Kali Wariori itu masih dalam tahap pembangunan konstruksi pabrik, dan tidak menggali atau mengeruk kali tapi revitalisasi atau pembersihan.

“Revitalisasi ini punya banyak manfaat yang kita strategikan ke depan. Dampaknya nanti debit air akan banyak dan aliran air akan deras. Kita akan bangun PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) serta membagi aliran untuk mengairi cetak sawah TNI yang berada di SP5,” ujarnya via ponsel, Selasa (14/07/2020).

Rencana pembangunan PLTMH itu sudah dipresentasikan koperasi ke PLN Manokwari.

“PLN menyambut baik rencana kami. PLTMH kita nanti akan menghasilkan listrik 9,2 MW yang cukup untuk menambah daya listrik yang diperlukan di Kabupaten Manokwari,” bebernya.

Pabrik pengelolaan batu pecah nantinya akan menggaet BUMDES setempat serta warga sekitar. Mereka juga melatih warga sekitar agar bisa memberdayakan diri sendiri.

Jadi, menurutnya, tak benar kalau ada yang mengatakan PT TAM bersama Koperasi KODAM XVIII Kasuari melakukan penambangan illegal.

Kodam Kasuari, tegasnya, tidak mungkin melakukan kerjasama dengan perusahaan tak berijin. Selain itu, Koperasi sudah mengantongi ijin untuk kegiatan itu.

“Izin yang kita miliki sampai di izin ekploitasi, bukan cuma eksplorasi. Kita lengkap sampai di jual beli. Ijin lingkungan pun demikian. Dikeluarkan ESDM Papua Barat. Kita belum produksi. Jadi salah kalau dibilang sudah produksi sejak Februari 2020. Base camp kita di pinggir jalan,” tandasnya.(njo)

Click here to preview your posts with PRO themes ››