Kesadaran berlalulintas pengendara di Papua Barat masih perlu diperbaiki. Perbaikan itu tidak mesti dengan tindakan hukum melainkan mengedepankan metode dan cara yang humanis dalam bentuk preemptif dan preventif.
Ini diungkap Kapolda Papua Barat, Irjen Pol Tornagogo Sihombing usai me-launching Road Safety Partnership Action (RSPA) Program Ditlantas Polda Papua Barat di Mapolda Papua Barat, Jumat (7/8/2020).
RSPA merupakan program 5 pilar keselamatan dalam upaya menyelesaikan persoalan lalulintas dan kesehatan masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
RSPA menjadi inovasi yang dijalankan Ditlantas Polda Papua Barat untuk mencapai tujuan itu.
“Keadaan lalulintas di Manokwari, Sorong dan beberapa daerah lain memang masih perlu diperbaiki. Tadi saya ke Polda, saya lihat ada pengendara motor tak pakai helm, tanpa plat kendaraan, bahkan tidak pakai alas kaki. Ini semuanya dilanggar. Ini yang kemudian menjadi PR kita,” ujarnya
Soal kurangnya kesadaran masyarakat berlalulintas diakui Kapolda tidak semata-mata menjadi kesalahan masyarakat tapi juga stakeholder terkait.
“Apapun kreasi dan edukasi Polisi termasuk jajaran TNI, tapi tanpa diikuti insfrastruktur dan kelengkapan lain maka itu tidak akan berjalan efektif,” ungkapnya.
Dia mencontohkan medan dan kondisi jalan yang masih belum memadai untuk dikendarai oleh kendaraan dua arah, yang cenderung mengakibatkan kecelakaan lalulintas.
“Perubahan pola penindakan di lapangan akan ada konsekuensinya, yakni peningkatan jumlah kecelakaan. RSPA di-launching dalam rangka turunkan fatalitas korban laka. Dan saya harap sinergitas semua pihak,” ungkapnya.
Kapolda lalu berpesan Direktorat Lalulintas Polda Papua Barat untuk tidak bosan mengedukasi akan pentingnya kesadaran berlalulintas.(njo)
Click here to preview your posts with PRO themes ››