Massa Keroyok Dua Pekerja Pers Lantaran Berita Soal CPNS

Pekerja pers dari Pena Teluk Cenderawasih dan Tabura Pos dikeroyok massa di kompleks kantor Bupati Manokwari Selatan, sekira pukul 13.20 WIT, Rabu (02/09/2020).

Aksi ini terjadi setelah Dewan Adat Mansel mendeklarasikan Pilkada serentak damai dan aman.

Kala itu seorang warga mengambil pengeras suara dan meneriakkan hal terkait berita pengumuman CPNS formasi 2018.

Massa yang terpancing emosinya lalu mengeroyok serta mencaci-maki dua pekerja pers yang ada di lokasi, Januairus Fahik dari Tabura Pos dan Martin Kema dari Pena Teluk Cenderawasih.

Massa Keroyok Dua Pekerja Pers Lantaran Berita Soal CPNS
Dua wartawan yang jadi korban pengeroyokan massa di Ransiki saat visum.

Mereka berupaya menghindar dari aksi anarkis tersebut sampai polisi datang meredakan suasana.

Kedua pekerja pers yang mengalami luka lebam akibat pengeroyokan itu telah melapor ke Polres Mansel dan diambil visum.

Januairus Fahik, Wartawan Tabura Pos mengulang pernyataan salah satu pencekar melalui alat mengeras suara.

Sementara itu, menurut Januarius, yang akrab dipanggil Yan, sebelumnya pencaker yang hadir di lokasi ingin mengklarifikasi pernyataan Ketua Dewan Adat, Yusuf Kawey, soal pencaker.

Sesaat setelah acara ditutup, salah satu pencaker yang hadir mengambil mikrofon dan mulai mencari wartawan.

Hal senada disampaikan Martin. Menurutnya massa terkena provokasi. “Mereka mengaku kecewa pada ketua dewan adat yang mereka anggap tidak mendukung mereka, padahal pernyataan ketua dewan adat cukup jelas, yaitu mendukung perjuangan pencaker untuk mempertahankan kuota 80:20 persen, dengan pesan jangan sampai bertindak anarkis,” terang Martin.

Saat sebagian peserta mulai mengantri makan, salah satu pencaker lalu mengambil pengeras suara dan berteriak mencari wartawan, yang berujung kerumunan warga menyerang dua wartawan yang ada di lokasi tersebut.(pk2/dixie)

Click here to preview your posts with PRO themes ››