Kenapa Banyak Orang Tak Takut Covid-19? (Karena Perawatannya Gratis, Termasuk Pemakaman?)

Oleh:
Dixie Tasiam

Pemerintah berbagai tingkatan, termasuk TNI dan Kepolisian, sudah berbusa-busa mulutnya mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan melaksanakan protokol kesehatan Covid-19.

Hasilnya? Silakan nilai sendiri.

Yang jelas, arah imbauan itu belakangan sudah mulai akan diperketat dengan memberi sanksi pada siapa saja yang melanggar protokol kesehatan Covid-19. Aturan ini masih sebatas aturan karena belum diterapkan, sementara sejumlah negara maju sudah memberlakukan dan menjatuhkan sanksi pada pelanggarnya.

Lalu, menurut saya, kenapa masih banyak orang tidak takut kena Covid-19?

Saya punya hipotesa. Mungkin benar, mungkin salah.

Pertama, karena penderita penyakit ini perawatannya gratis, tis, tis. Ini mungkin satu-satunya penyakit menular di dunia yang perawatan dan pemakamannya gratis di Indonesia. Saya tak tahu di negara-negara lain.

Bahkan, sejumlah kejadian menunjukkan instansi berwenang harus ‘meminta-minta’ agar penderitanya bersedia dirawat secara medis, termasuk ‘meminta-minta’ agar orang-orang yang kontak dengan penderita diperiksa untuk memastikan tertular atau tidak.

Sudah begitu, yang meninggal pun secara protokol kesehatan dimakamkan pula oleh pemerintah di tempat pemakaman umum, di lokasi khusus lahannya yang disediakan disediakan pemerintah.

Biayanya? Lagi-lagi gratis, tis, tis.

Mungkin ceritanya jadi lain kalau perawatannya berbayar.

Kedua, berbeda dengan penyakit-penyakit lain, masyarakat, termasuk saya, tak tahu bagaimana kondisi dan rasa sakit yang dialami penderita penyakit ini.

Apakah badannya jadi kurus kering? Apakah dadanya terhentak-hentak lantaran sakit tiga perempat mati (bukan setengah mati lagi) untuk menarik nafas? Dan apakah-apakah lainnya.

Bisa saja kisahnya jadi berbeda bila kita tahu bagaimana dampak penyakit ini saat menyerang kita.

Bagaimana menurut Anda?(*)

 

Click here to preview your posts with PRO themes ››