Hermus Tak Mau Muluk-Muluk, Ingin Realistis

Calon Bupati Manokwari Hermus Indou tak mau janji muluk-muluk. Pria yang berpasangan dengan petahana Wakil Bupati Manokwari Edi Budoyo itu ingin yang realistis.

“Apalagi kita masih dalam masa pandemi Covid-19. Kapasitas dan fiskal kita tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Kalau janji muluk muluk, nanti jadi bumerang,” tuturnya di kediamannya.

Salah satu programnya untuk OAP adalah Jaring Pengaman Sosial berbasis Otsus.

“Kami akan minta ijin ke Pemprov dan pemerintah pusat untuk memastikan dana Otsus tidak untuk program fisik, tapi difokuskan untuk biaya ekonomi, pendidikan dan kesehatan yang langsung ditransfer ke rekening OAP,” ungkapnya.

Dengan cara itu, kata Hermus, ke depan tidak ada lagi yang mengklaim gagal.

“Kalau dibangun infrastruktur, yang nikmati masyarakat umum, dan itu tidak menjadi suatu kekhususan. Kita mau Otsus benar benar untuk rakyat Papua,” ujarnya.

Program unggulan lain adalah KUR berbasis dana Otsus khusus untuk pengembangan kreativitas dan produktivitas berbasis potensi lokal.

Dia juga ingin mengembangkan Manokwari yang benar-benar menggambarkan kota peradaban sekaligus ibukota Papua Barat. “Manokwari harus jadi nomor 1, baik itu indeks kesejahteraan, indek pembangunan manusia dan juga infrasturktur yang harus memenuhi standar sebagaimana ibukota provinsi lainnya di Indonesia,” ungkapnya.

Di bidang perokonomian, Pasar Sanggeng dan Wosi tidak menggambarkan wajah Manokwari sebagai ibukota provinsi. Begitu pun ruas jalan dan sektor hiburan.

“Pasar Sanggeng tidak sesuai kebutuhan. Harus direvitalisisi mejadi pasar modern. Keamanan dan ketertiban juga ditingkatkan agar bisa berkembang,” katanya.

Di bidang pendidikan Hermus ingin mengevaluasi seluruh SMP sederajat di Manokwari untuk dipilih mana yang bisa diubah menjadi pola asrama berstandar nasional. Begitupun dengan SMA sederajat.

Di sektor kesehatan Hermus berfikir perlu ada santunan bagi ibu hamil dan persalinan dan santunan kematian bagi keluarga miskin.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

“Kita ingin nanti ibu hamil bisa malapor diri agar menerima santunan sampai persalinan. Tentu, akan ada kriteria yang dipenuhi. Kita ingin mereka mendapatkan asupan yang cukup agar terlahir dengan cerdas sebagai generasi bangsa,” tuturnya.

Di dataran Warmare, Prafi, Masni dan Sidey (Warpramasi) akan ada program melanjutkan kebun sawit warga, termasuk upaya mendirikan industri hilir dan menyelesaikan sengketa lahan petani.

“Kita harus berani mengubah itu. Semua ini tidak semudah membalik telapak tangan. Ini bisa terwujud jika visi antara masyarakat dan pemerintah sejalan,” tandasnya.(njo)