Pemerintah Provinsi Papua Barat ingin agar sagu dan hasil olahan sagu dijadikan jadi makanan sehat dan utama dalam berbagai kegiatan yang digelar pemerintah maupun swasta di Papua Barat.
Ini dikatakan Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani dalam pembukaan Pekan Sagu Nusantara 2020 di gubernuran Papua Barat, Senin (20/10/2020).
Hal ini diperlukan karena sagu merupakan pangan non beras yang kaya gizi dan bisa meningkatkan imun tubuh, sekaligus membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani pengolah sagu.
Papua Barat, menurut Wagub, merupakan daerah dengan lahan sagu terbesar kedua di Indonesia setelah Provinsi Papua.
Hanya saja, dari sekira 510 ribu hektar lahan sagu itu, baru sekira 20 ribu hektar, atau 3,93%, yang digarap dalam bentuk dusun atau kebun sagu. Sisanya Selebihnya berupa hutan sagu yang terhampar di hampir sebagian besar Provinsi Papua Barat.
Sudah begitu, pengolahan sagu saat ini masih bersifat subsitem. Sekira 80 persen sagu digunakan petani untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Oleh karena itu, Pekan Sagu Nusantara 2020 bertema Sagu pangan Sehat untuk Indonesia Maju, yang digelar secara nasional ini, diharapkan bisa jadi momentum awal kerjasama erat berbagai stakeholder sagu dari hulu ke hili hingga meningkatkan kesejahteraan petani sagu.
Usai pembukaan Wagub bersama sejumlah pejabat meninjau pameran berbagai produk olahan sagu serta ikut makan makanan olahan sagu untuk penciptaan Rekor MURI.(an/dixie)
Click here to preview your posts with PRO themes ››